Jakarta (ANTARA) - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi digital lebih dari sekadar pemasaran daring, tetapi juga instrumen penting untuk memperkuat hilirisasi usaha kecil.
Asisten Deputi Bidang Produksi dan Digitalisasi Usaha Kecil Kementerian UMKM, Ali, dalam acara Pengembangan Produk Melalui Digitalisasi Bagi Usaha Kecil di Bandung, Jumat mengatakan, digitalisasi harus dilihat sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi produksi, manajemen rantai pasok, hingga sistem traceability atau ketertelusuran yang kini menjadi standar global.
"Selama ini, UMKM go digital sering dipersepsikan hanya sebatas pencatatan keuangan dan pemasaran online," kata Ali dalam keterangan pers kementerian.
“Padahal, digitalisasi juga berperan vital dalam memperkuat hilirisasi agar produk kita memenuhi standar internasional dan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi,” katanya menambahkan.
Ali mengakui bahwa tantangan digitalisasi UMKM masih besar, mulai dari rendahnya literasi digital, keterbatasan investasi, hingga perlunya pendampingan teknis yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, kementerian menekankan pentingnya membangun ekosistem digital yang inklusif dan kolaboratif dengan melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan komunitas pengusaha.
Sebagai implementasi, Ali menuturkan Kementerian UMKM tengah menyiapkan platform digital berbasis public-private partnership atau Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yang akan bersinergi dengan lembaga layanan pemasaran Smesco.
Platform ini bertujuan untuk memberikan akses lebih luas, meningkatkan efisiensi, dan mendorong UMKM naik kelas.
"Harapan kami, platform ini dapat menjadi tulang punggung bagi ekosistem digital UMKM yang inklusif dan kolaboratif, sehingga para pelaku usaha kecil bisa lebih mudah mengakses teknologi, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas pasar," ucap Ali.
