Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan terdapat manfaat ganda ekonomi dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia tidak hanya dari nilai ekonomi karbon tetapi juga dari jasa lingkungan.
"Keanekaragaman hayati merupakan aset dalam pembangunan negara, termasuk nilai sebagai sumber daya genetik. Selain itu, juga terdapat manfaat ganda, dual benefit, di dalam keterkaitan erat antara keanekaragaman hayati dan karbon. Di mana potensi yang kita kenal dengan nonkarbon benefit dapat berubah jasa ekosistem dan keberlanjutannya," kata Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq di Jakarta, Selasa.
Berbicara dalam peluncuran "Status Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia Ekoregion Sumatra dan Sulawesi" yang diadakan Bappenas, Hanif mengingatkan bahwa tanpa keanekaragaman hayati yang terjaga maka kekayaan karbon Indonesia juga tidak akan ada.
Hal itu mengingat Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua setelah Brasil, karena keberagaman ekosistem yang menjadi rumah bagi ribuan fauna dan puluhan ribu flora. Banyak di antaranya adalah endemik atau hanya bisa ditemukan di Indonesia.
Oleh karena itu, dia mengingatkan pentingnya upaya konservasi dan pemanfaatan secara berkelanjutan, tidak hanya fokus dalam kegiatan ekstraktif yang dapat merusak lingkungan dan pada akhirnya menghilangkan kekayaan keanekaragaman hayati.
Dengan terbitnya dokumen Status Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia Ekoregion Sumatra dan Sulawesi yang dilakukan oleh Bappenas dan BRIN, dia menyebut pemerintah kini sedang menyiapkan aturan penguatan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan kekayaan alam Indonesia tersebut.
"Bagaimana biodiversity yang ada ini kemudian harus kita jadikan sebagai salah satu, bahkan satu-satunya, tulang punggung kita dalam membangun ekonomi pembangunan kita. Kita belum me-mainstream-kan itu," demikian Hanif Faisol Nurofiq.
