Harga Tembakau di Kabupaten Ngawi Turun
Selasa, 11 September 2012 9:14 WIB
Ngawi - Harga daun tembakau petikan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada musim panen kali ini turun signifikan akibat stok yang melimpah.
Setu (65), petani tembakau di Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Selasa mengatakan, saat ini harga tembakau hanya mencapai Rp10.000 per kilogram. Padahal pada musim panen tahun lalu, harga masih berkisar antara Rp15.000 hingga Rp18.000 per kilogram.
"Selama ini harga tembakau ditentukan pabrikan dan petani tidak mampu mempengaruhi harga yang ditetapkan pabrikan itu. Sehingga, selalu petani yang menjadi korban," ujarnya.
Ia menilai harga di pasaran sering dijadikan permainan oleh kalangan tertentu akibat tidak adanya harga pembelian dari pemerintah.
Dengan tidak adanya pagu harga dari pemerintah tersebut, nasib petani tembakau semakin terpuruk. Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) setempat juga tidak maksimal dalam memfalisitasi kebutuhan petani dengan pemerintah guna mengatasi anjloknya harga tembakau ini. Bahkan, turunnya Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau (DBHCT) juga tidak pernah sampai ke tangan petani tembakau.
"Bantuan dari pemerintah selama ini hanya pisau rajang yang harganya tidak seberapa. Itupun bantuan pada tahun 2011 lalu," terangnya.
Selain itu, para petani juga terpaksa panen awal. Yakni pada usia tanaman sekitar 70 sampai 80 hari. Padahal, idealnya masa petik pertama tembakau itu berusia 90 hari.
"Kami terpaksa memanen lebih awal karena memang kondisi pasar tidak menguntungkan kami. Jika tidak demikian kami akan semakin rugi," tambahnya.
Ketua APTI Ngawi Waskito membenarkan jika harga tembakau di wilayahnya saat ini anjlok. Turunnya harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya adalah hasil produksi yang melimpah dan mencuatnya wacana pemerintah terkait RPP tembakau.
"Stok di pasaran yang melimpah dan wacana RPP tembakau ikut berperan dalam turunnya harga saat ini. Tahun ini Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan produksi sekitar 20 hingga 30 persen jika dibanding tahun lalu," ujar Waskito.
Peningkatan produksi tersebut seiring dengan bertambahnya luasan lahan tembakau di Ngawi. Dimana pada tahun 2011 luas lahan tembakau mencapai 1.200 hektare dan saat ini menjadi 1.600 hektare. (*)