Malang - Gas metan yang diproduksi oleh tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supiturang di Kota Malang, Jawa Timur, segera dikelola menjadi sumber energi alternatif, yakni bahan bakar untuk memasak. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang Wasto, Selasa, mengatakan, pemanfaatan gas metan di TPA Supiturang pada tahap awal dengan melibatkan warga sekitar TPA dimulai Oktober mendatang. "Kami sudah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kompor gas metan bagi warga sekitar TPA. Setelah kompornya siap, warga bisa memanfaatkan gas metan yang diproduksi TPA tersebut untuk memasak," katanya. Potensi gas metan di TPA seluas 15 hektare tersebut cukup besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pemerintah Belanda bersama peneliti dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada tahun 2008, gas metana di TPA Supit Urang bisa dijadikan sumber listrik. Potensi listrik yang terkandung di TPA tersebut bisa lebih dari 5,56 juta kilo watt hour (Kwh) per tahun atau kalau dinominalkan bisa mencapai Rp2,3 miliar per tahun. Lebih lanjut Wasto mengatakan, gas metan yang terkandung dalam sampah di TPA Supiturang itu harus dikelola maksimal, sebab jika tak dikelola dengan benar bisa merusak lapisan ozon yang berdampak pada pemanasan global. Selain dikelola menjadi energi alternatif melalui jaringan pipa penangkap, kata Wasto, TPA Supiturang juga telah dikucuri dana sebesar Rp195 miliar dari Pemerintah Jerman. Anggaran sebesar Rp195 miliar itu untuk program "sanitary landfill". (*)
Gas Metan TPA Supiturang Jadi Energi Alternatif
Selasa, 28 Agustus 2012 9:16 WIB