Pacitan, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengapresiasi pelaksanaan kompetisi film horor tingkat nasional yang digagas Sutradara Garin Nugroho, dengan mengambil latar tujuh destinasi wisata unggulan di daerahnya.
"Ini tentu menjadi kesempatan bagus untuk lebih mempromosikan wisata daerah, sekaligus peluang bagi senimator lokal untuk berpartisipasi dalam kompetisi di filem horor mas Garin," kata Bupati Pacitan, Indrata Nur Batuaji di Pacitan, Selasa.
Untuk itu, ia mengajak para peserta memanfaatkan kesempatan tersebut secara maksimal guna memperluas wawasan di dunia perfilman.
"Nikmati film-film yang diputar dan manfaatkan sesi diskusi untuk memperkaya pengetahuan kita," katanya.
Bupati menambahkan Pacitan memiliki sejarah, budaya, dan alam yang kaya, menjadikannya lokasi potensial untuk pengambilan gambar film.
"Pacitan memiliki banyak potensi untuk industri perfilman," ujarnya.
Sebagai bagian dari program Ruang Film Pacitan, tujuh lokasi dipilih untuk pemutaran film pendek, antara lain Song Terus, Gua Tabuhan, Pancer Door, Sentono Gentong, Monumen Jenderal Sudirman, Pondok Pesantren Tremas, dan Balai Desa Tanjungsari yang dulunya adalah bioskop hingga tahun 1997.
Sebelumnya, sutradara Garin Nugroho membawa angin segar bagi dunia perfilman Pacitan dengan mengumumkan pelaksanaan kompetisi film horor pada September 2025.
Hal ini membuka peluang baru bagi industri film daerah.
Garin menjelaskan setiap individu memiliki cerita yang unik. Saat ini, kemajuan teknologi memungkinkan siapa saja untuk membuat film melalui handphone.
"Dengan handphone, kita bisa berkarya. Kompetisi Film Horor di Pacitan akan digelar pada September nanti," ujar Garin Nugroho dalam acara Pacitan Belajar Film di Pendopo Kabupaten Pacitan.
Menurut Garin, penting untuk memahami segmen penonton dan platform pemutaran film.
Penonton di bioskop lebih fokus dibandingkan yang menonton di televisi atau handphone yang konsentrasinya terbagi.
"Penonton di bioskop lebih fokus, sedangkan yang menonton di televisi atau handphone sering teralihkan," tegas Garin, pendiri Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).