Banyuwangi (ANTARA) - Produk kerajinan berbahan baku bambu di Lingkungan Papring, Desa/Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bergairah kembali seiring kebijakan pemerintah daerah setempat membatasi penggunaan kantong plastik.
Salah seorang tokoh di Lingkungan Papring, Widie Nurmahmmudy di Banyuwangi, Selasa, mengemukakan bahwa permintaan produk kerajinan bambu menggantikan kantong plastik mulai meningkat kembali.
"Harus diakui kebijakan pembatasan kantong plastik dari Bupati Ipuk Fiestiandani membuat produk kerajinan bambu di kampung kami bergairah kembali," ujarnya.
Widie mengungkapkan menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, salah satu kerajinan yang saat ini diminati adalah wadah dari anyaman bambu alias besek untuk menggantikan kantong plastik sebagai wadah daging kurban.
Ia menyebutkan sebulan menjelang Idul Adha seperti saat ini permintaan kerajinan besek meningkat, dan bahkan warga bisa membuat antara 5 ribu hingga 7 ribu besek dalam sebulan.
"Permintaan yang tinggi, membuat harga besek juga turut terpengaruh, harga besek seragam meski ukuran yang dibuat berbeda-beda, kini beda ukuran, beda pula harganya, yakni kisaran harganya sekitar Rp2.500 hingga Rp3.000 per satuan," kata Widie.
Salah seorang perajin kerajinan bambu, Mairoh, menyampaikan tingginya permintaan pasar selama sebulan terakhir, dan ia bisa menyelesaikan pembuatan puluhan biji besek dalam sehari.
"Sehari bisa 30 sampai 50 besek, dan itu sudah ada yang membelinya, jadi tidak bingung menjualnya," katanya.
Lingkungan Papring memang terkenal jadi sentra kerajinan bambu di Banyuwangi, sedangkan nama Papring sendiri merupakan akronim dari "panggonane pring" atau tempatnya pohon bambu.
Saat ini, sekitar hampir seluruh warga Lingkungan Papring atau sekitar 80 keluarga membuat produk berbahan bambu. Sekitar 20-an jenis kerajinan bambu yang dihasilkan dari kampung tersebut, mulai besek, tas dari bambu, dinding bambu atau gedek, capil, serta berbagai jenis bambu lainnya.*