Bojonegoro - Perajin mebel di Bojonegoro, Jatim, kesulitan memperoleh bahan baku kayu jati kualitas I, karena Perhutani di wilayah Jatim mengurangi penebangan kayu jati. Seorang perajin mebel UD Sadam Art di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, M. Guntur, Kamis, mengatakan, bahan kayu jati kualitas I mulai sulit diperoleh di wilayah Perhutani di Jatim, sejak dua bulan terakhir. Di tempatnya, lanjutnya, kayu jati kelas I itu, biasa dimanfaatkan untuk mebel mulai meja tamu, meja makan, juga yang lainnya yang bisa dipesan kalangan menengah ke atas. "Kami kurang tahu penyebab adanya pembatasan penebangan yang dilakukan Perhutani di Jatim. Yang jelas, biasanya kayu jati kelas I kalau untuk meja tamu harganya sekitar Rp22 juta per unit," katanya, menjelaskan. Meski demikian, ia mengaku, masih tetap bisa memperoleh bahan kayu jati kelas I, di wilayah Perhutani Jawa Tengah, yang belum melakukan pembatasan penebangan. "Kami masih bisa mendapatkan kayu jati kelas I, tapi terpaksa harus mencari ke Jateng, sehingga meningkatkan biaya produksi, paling tidak ongkos angkut kayu," katanya, mengungkapkan. Menyawab pertanyaan, ia mengatakan, menjelang Bulan Ramadhan ini, pesanan mebel mulai meningkat terutama meja kursi tamu, meja makan. "Peningkatannya sekitar 25 persen dibandingkan kondisi normal. Kalau hari biasa, saya menerima pesanan meja kursi tamu atau meja makan 10 unit, sekarang meningkat menjadi 13 unit," katanya, mengungkapkan. Mengenai harga mebel di tempatnya, lanjutnya, harga mebel kualitas kelas I berkisar Rp22 juta, hingga mencapai Rp25 juta. "Tapi saya juga menjual mebel kelas menengah ke bawah dengan harga berkisar Rp3 juta hingga Rp5 juta," katanya, menambahkan. Hal serupa disampaikan seorang perajin mebel lainnya juga di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Imam Subechi yang menyebutkan, menjelang Bulan Ramadhan, pembeli mebel terutama meja tamu dan meja makan, mulai meningkat. "Meja tamu dan meja makan di tempat kami yang sudah laku menjelang puasa ini sekitar lima unit dengan harga sekitar Rp2,5 juta per unit, sebab pembelinya dari kalangan menengah ke bawah," jelasnya. Secara terpisah Ketua Koperasi Kerajinan Kriya Makmur (Koyama) Desa Sukorejo Mamik Slamet, mengatakan, pemesan mebel di perajin mebel di desa setempat, yang jumlahnya 86 perajin besar maupun kecil, akan meningkat mendekati Hari Raya Idulfitri. "Pembelinya warga Bojonegoro yang menetap di berbagai kota di Indonesia yang mudik berlebaran, kemudian ketika pulang kembali membeli mebel," katanya.(*)
Perajin Mebel Bojonegoro Kesulitan Bahan Baku
Kamis, 19 Juli 2012 17:15 WIB