Ika Nilai Lawan Terberat Olimpiade Pemanah Korea
Kamis, 12 Juli 2012 8:43 WIB
Bojonegoro - Atlet panahan asal Bojonegoro, Jawa Timur, Ika Yuliana Rochmawati menilai lawan terberat di ajang Olimpiade London 2012 yaitu atlet panahan asal Korea, selain atlet asal negara lainnya.
"Bagi saya atlet panahan Korea merupakan lawan terberat, tapi saya juga menganggap atlet China dan Meksiko, juga lawan berat," katanya di Bojonegoro, Kamis.
Ia yang didampingi Pelatih Pengcab Perpani Bojonegoro Endah Sulistyorini menjelaskan, skor tertingginya di ronde FITA nomor "recurve" dengan jarak 70 meter ketika di ajang kejuaraan panahan di Ognen, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu sempat mencapai skor 330.
Dengan skor itu, jelas Endah Sulistyorni, dalam lomba aduan ronde FITA nomor "recurve" putri jarak 70 meter, Ika Yuliana Rochmawati dikalahkan atlet asal Denmark di 16 besar.
"Dalam aduan itu Ika memperoleh poin 2, tapi lawannya dari Denmark mempoleh poin 4," paparnya, menjelaskan.
Namun, lanjutnya, pemegang juara dunia putri ronde FITA nomor "recurve" jarak 70 meter yaitu atlet Korea yang memiliki skor 340 dan bersamaan dengan itu skor Ika Yuliana mencapai 320.
Meski demikian, menurut Endah, anak asuhnya itu dalam babak prakualifikasi Olimpiade London 2012, masuk rangking 10 besar dunia, sehingga layak diperhitungkan mampu meraih medali.
"Kami terus mengenjot kemampuan Ika, terutama dari segi mental dan daya juangnya di ajang Olimpiade London," tutur Endah, dengan nada mantap.
Faktor lainnya yang menjadi pemikiran yang bisa mengurangi kemampuan Ika di ajang Olimpiade London, menurut dia, salah satunya karena busur yang dimanfaatkan merupakan busur yang dimanfaatkan di ajang Pra-Olimpiade di Iran, pada 2011.
"Idealnya busur juga anak panahnya harus diganti setelah enam bulan," ucapnya, menambahkan.
Ika Yuliana Rochmawati merupakan satu-satunya atlet panahan putri yang memperoleh tiket di ajang Olimpiade London yang dijadwalkan digelar mulai 27 Juli hingga 12 Agustus.
Sesuai jadwal, Ika Yuliana Rochmawati dengan Endah Sulistyorini, berangkat dari Bojonegoro ke Jakarta pada 13 Juli, untuk bergabung dengan atlet Indonesia lainnya, sebelum akhirnya berangkat ke London, pada 16 Juli.(*)