Pamekasan - Realisasi tanam tembakau di Pamekasan pada musin tanam kali ini baru mencapai 10 persen, kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) setempat, Tri Wijaya, Sabtu. "Petani yang mulai menanam tembakau kebanyakan di daerah perbukitan dan di wilayah yang biasa kekurangan air pada musin kemarau, seperti di wilayah Kecamatan Tlanakan dan Kecamatan Proppo," katanya menjelaskan. Menurut dia, sebenarnya berdasarkan perkiraan Dishutbun puncak masa tanam tembakau, pada awal Juni 2012. Namun masyarakat yang tinggal di daerah kekurangan air banyak yang memulai menanam tembakau lebih awal. Tri Wijaya memperkirakan petani yang akan menanam tembakau kali ini akan lebih banyak dibanding tahun lalu, karena harga tembakau pada musim tembakau tahun lalu mahal. Ia menjelaskan, pada musim tembakau tahun lalu, harga tembakau antara Rp30 ribu hingga Rp45 ribu, bahkan ada tembus hingga Rp50 ribu perkilogram. "Kondisi seperti itu tentunya akan menarik minat para petani untuk menanam tembakau yang lebih banyak lagi," katanya. Prediksi luas lahan tembakau pada musim tanam tahun ini sekitar 32.205 hektare, yang terdiri atas lahan tegal, "gunung" (perbukitan) dan sawah. Untuk lahan "gunung" diperkirakan mencapai 5.734 haktare (ha) di tujuh wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Kadur seluas 794 ha, Palengaan 1.077 ha, Pakong 224 ha, Waru 1.062 ha, Batumarmar 896 ha dan wilayah Kecamatan Pasean seluas 1.070 ha. Sementara untuk lahan tegal diperkirakan mencapai 15.922 hektare yang tersebar di 13 kecamatan, dan lahan persawahan mencapai 10.549 ha. Menurut Tri Wijaya, prediksi luas lahan tembakau kali ini jauh lebih luas dari realisasi tanam tembakau 2011 yang hanya mencapai 28.000 hektare lebih. Jenis tanaman tembakau yang dibudidaya warga Pamekasan kali ini ialah jenis prancak 95. Tanaman ini mempunyai tipe tumbuh tegak, habitus tanaman berbentuk kerucut, tinggi tanaman tergolong pendek sampai sedang. Pada setiap ketiak daun terdapat tunas yang berpotensi tumbuh menjadi sirung (sucker). Bentuk daun bulat telur atau elips. Varietas tembakau ini potensial untuk pengembangan tembakau di Pulau Madura dan daerah Tapal Kuda seperti Situbondo, Bondowoso dan Probolinggo, karena memiliki nilai komersial yang cukup tinggi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. "Varietas prancak 95 menurupakan varietas unggulan berdasarkan hasil penelitian," kata Tri Wijaya. (*)
Realisasi Tanam Tembakau Pamekasan Capai 10 Persen
Sabtu, 19 Mei 2012 18:05 WIB