Perpani Jatim Bantah Jegal Ika Yuliana
Kamis, 10 Mei 2012 21:02 WIB
Surabaya - Pengprov Persatuan Panahan Indonesia Jawa Timur membantah telah menjegal atlet Olimpiade Ika Yuliana untuk bergabung dalam pemusatan latihan daerah menghadapi PON XVIII/2012 di Riau.
Sekretaris Umum Pengprov Perpani Jatim Denny Trisyanto kepada wartawan di Surabaya, Kamis, mengatakan, Ika Yuliana sebelumnya sudah dijanjikan "wild card" oleh PP Perpani untuk langsung ikut PON, tanpa melalui kualifikasi.
Selain Ika Yuliana, fasilitas khusus itu juga diberikan kepada dua pemanah asal Jatim lainnya yang meraih medali emas SEA Games 2011, yakni Erwina Safitri dan IGNP Praditya Jati.
"Sebelum menyalahkan Pengprov Perpani Jatim, tanyakan dulu kepada pak Nyoman (Kabid Binpres PP Perpani I Nyoman Budiana, red) soal wild card yang dijanjikan itu," katanya.
Ketiga pemanah tersebut merupakan anak didik Nyoman Budiana, yang juga Ketua Pengcab Perpani Bojonegoro, Jatim.
Denny mengatakan, saat kejurnas Pra-PON di Jakarta pada awal Desember 2011, ketiga atlet Bojonegoro itu tidak bergabung dengan atlet Jatim lainnya.
Pada kejurnas tersebut, Jatim merebut 10 medali emas, satu perak dan satu perunggu, dari 12 nomor yang dilombakan.
Perpani Jatim sukses merebut kuota maksimal sebanyak 18 atlet untuk berlaga di PON 2012. Namun, nama ketiga atlet peraih emas SEA Games tidak masuk, karena tidak ikut kejurnas.
"Ke-18 atlet itu yang kami daftarkan ke KONI Jatim untuk mengikuti Puslatda dan mereka juga telah menandatangani perjanjian dengan Perpani Jatim," tambah Denny.
Ia menambahkan, Ika Yuliana, Erwina Safitri dan Praditya Jati sebenarnya juga disodori surat perjanjian serupa, namun hingga kini tidak pernah mengembalikannya.
"Sampai sekarang mereka juga tidak pernah datang ke Surabaya untuk mengikuti puslatda sentralisasi," katanya.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung menegaskan bahwa semua atlet harus mematuhi ketentuan puslatda yang dijalankan cabang olahraga, meskipun mereka punya prestasi bagus.
"Ketiga pemanah itu memang punya prestasi dan potensi bagus, tapi bukan berarti mereka bisa seenaknya bersikap. Semua ada aturannya dan itu harus dipatuhi," katanya.
Kendati demikian, Erlangga tetap berupaya untuk menyelesaikan kemelut yang terjadi di puslatda panahan, termasuk kemungkinan memasukkan ketiga atlet Bojonegoro tersebut agar bisa ikut PON.
"Ini sebenarnya konflik lama, tapi kami akan coba cari jalan keluarnya. Tapi, Perpani Jatim berani menjanjikan sapu bersih medali emas, tanpa ketiga pemanah tersebut," ujarnya. (*)