Surabaya (ANTARA) - Anggota DPRD Surabaya Lutfiyah mengatakan jika program Program Nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai di Kota Surabaya awal pekan ini sangat bermanfaat tetapi perlu pengawasan yang ketat.
"Kami mendukung program ini. Anak-anak makan sampai habis tanpa tersisa satu pun, itu berarti program ini benar-benar bermanfaat. Namun, tentu masih ada hal yang perlu disempurnakan, seperti tempat makan yang juga sedang dipesan agar lebih baik," ujarnya di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan, pentingnya memastikan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti makanan yang tercampur dengan bawaan dari luar.
Ia menegaskan bahwa pengawasan dan pengelolaan harus dilakukan secara ketat mulai dari proses distribusi hingga konsumsi untuk menjaga kualitas dan keamanan makanan yang disediakan.
"Jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya makanan ini tercampur dengan bawaan dari luar," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini anggaran program tersebut, masih dikelola oleh pemerintah pusat melalui APBN dan dijalankan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Namun, apabila petunjuk teknis (Juknis) terkait anggaran telah diterbitkan, Pemerintah Kota Surabaya siap mengalokasikan dana sebesar Rp1 triliun untuk mendukung pelaksanaan program ini.
"Kalau saat ini anggarannya berasal dari pusat, tugas kita adalah mengawasi dan memastikan makanan anak-anak tetap aman dan terjaga kualitasnya. Namun, apabila nanti anggarannya berasal dari pemerintah kota, maka kota ini akan memiliki kendali penuh untuk merancang program sesuai dengan kebutuhan tanpa intervensi dari pihak lain," katanya.
Pada tahap awal pelaksanaan, terdapat sepuluh sekolah yang mengikuti program MBG di Kota Surabaya.
Sekolah tersebut meliputi KB-TM Yasporbi, SD Taquma, SMP Negeri 13, SMA Negeri 10, dan SMK PGRI 1 di Kecamatan Wonocolo. Sementara di Kecamatan Rungkut, program ini menyasar TK Tunas Pertiwi, SDN Penjaringansari 1, SDN Penjaringansari 2, MTs 3, dan MAN Surabaya.