Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pola hidup bersih saat memasuki awal penghujan atau selama pancaroba (peralihan musim dari kemarau ke penghujan), sebagai upaya mitigasi guna meminimalkan dampak kasus kesakitan akibat munculnya sejumlah wabah penyakit penular.
"Bersihkan lingkungan. Jaga pola hidup sehat dan higienis. Sebab, biasanya beberapa penyakit akan muncul di saat musim peralihan dari kemarau ke penghujan. Penyakit-penyakit tersebut antara lain flu, ISPA, diare, infeksi kulit, serta demam berdarah dengue (DBD)," kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Sunarto, di Trenggalek, Kamis.
Menurut dia, jenis-jenis penyakit ini perlu diwaspadai saat peralihan musim.
Baca juga: Dinkes Trenggalek optimalkan deteksi HIV/AIDS antisipasi penularan
Dari beberapa penyakit tersebut, kasus demam berdarah mendominasi di Kabupaten Trenggalek. Peningkatan kasus terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Demam berdarah pada Agustus tercatat sebanyak 30 kasus, dan kini meningkat menjadi 49 kasus pada Oktober," lanjutnya.
Menurut Sunarto, lonjakan jumlah kasus DBD yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya kondisi hujan yang tidak menentu sehingga mempercepat perkembangbiakan nyamuk.
"Di musim hujan yang tidak menentu seperti sekarang ini DBD perlu diwaspadai. Air dari hujan yang tertampung di tempat-tempat tidak semestinya seperti plastik bekas atau pelepah pohon menjadi lokasi potensial perkembangbiakan nyamuk," jelasnya.
Untuk mengantisipasi, pihaknya mengajak masyarakat menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri di lingkungan masing-masing.
Langkah ini bisa dilakukan dengan menguras bak mandi minimal seminggu sekali, menutup penampungan air, dan mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi tempat nyamuk bertelur. Penggunaan abate secara berkala juga dianjurkan.
"Jika memungkinkan, gunakan abate setiap tiga bulan sekali. Selain itu, warga juga bisa memakai kelambu atau losion antinyamuk di area-area tertentu," ujar Sunarto.
Pemerintah, lanjut Sunarto, juga akan melakukan fogging secara selektif untuk mencegah kekebalan nyamuk terhadap insektisida yang bisa terjadi jika fogging dilakukan sembarangan.
"Fogging tidak boleh asal, karena akan menyulitkan penanganan lanjutan apabila nyamuk menjadi kebal," katanya.
Sunarto berharap langkah kolaboratif ini dapat menekan kasus demam berdarah yang saat ini menjadi perhatian utama, selain penyakit-penyakit lain yang sering muncul pada peralihan musim. Dengan upaya bersama, diharapkan tidak ada lonjakan kasus DBD, terutama saat ini yang memasuki siklus lima tahunan.
"Jangan sampai ada peningkatan kasus lagi," pungkasnya.