Madiun (ANTARA) - Calon Wali Kota Madiun nomor urut 2 Maidi menyatakan janjinya untuk terus mengembangkan program pekarangan pangan lestari (P2L) di tiap kelurahan sebagai upaya mendukung ketahanan pangan.
Dirintis sejak saat pandemi COVID-19, Maidi menyebut sudah ada sekitar 49 P2L yang berfungsi di setiap kelurahan. P2L memanfaatkan lahan-lahan tidur milik pemkot yang ada di kelurahan. Sedangkan, pengelolaannya melibatkan warga kelurahan, RT, dan RW.
"P2L ditanami sejumlah komoditas pangan. Seperti sayur-sayuran, cabai, dan kacang panjang. Pemkot saat itu memberikan bantuan 1.000–2.000 bibit cabai kepada anggota maupun pengurus P2L. Hasilnya kita cek hari ini sangat bagus," ujar Maidi saat meninjau P2L di Kelurahan Sukosari, Kartoharjo, Senin.
Menurut dia, persoalan ketahanan pangan menjadi perhatian serius pemerintah. Pihaknya selama menjabat sebagai Wali Kota Madiun periode 2019-2024, program pekarangan pangan lestari (P2L) terus dikembangkan sebagai solusi minimnya pasokan sayuran yang menyebabkan harga naik.
"Lahan pertanian di wilayah kota ini terbatas. Selain bermanfaat untuk pemenuhan bahan pangan, keberadaan P2L juga mampu menyerap dan meningkatkan pendapatan warga setempat," katanya.
Tak hanya program P2L, Maidi saat menjabat wali kota juga mencetuskan program swasembada pangan bagi siswa SD-SMP di pekarangan sekolah dan rumah masing-masing. Bibit tanaman yang ditanam tidak sembarangan. Melainkan jenis komoditas bahan pangan dan tanaman produktif. Meliputi cabai rawit, terong, tomat, dan sawi.
"Kalau harga cabai rawit mahal, tidak perlu beli karena sudah menanam sendiri. Untuk mengantisipasi kenaikan harga, mereka harus memproduksi sendiri. Ini juga upaya menekan angka inflasi akibat kenaikan harga komoditas," ujar mantan Sekda Kota Madiun itu.
Selain sebagai strategi menekan inflasi, Maidi ingin mengajak warga Kota Madiun peduli dengan lingkungan dan menjadi kader pelestari lingkungan.
"Sekolah yang punya kebun, dimanfaatkan. Ini juga salah satu pembelajaran kurikulum merdeka belajar," kata dia.(*)