Pasuruan Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Jumat, 3 Februari 2012 20:08 WIB
Pasuruan - Pemerintah Kabupaten Pasuruan Jawa Timur berhasil menurunkan angka kematian ibu dan bayi dibawah target Milinium Development Goals (MDGs) Tahun 2015.
Keberhasilan tersebut yang kemudian mengantarkan Pemerintah Kabuaten Pasuruan mendapatkan penghargaan Indonesia MDG Awards 2011 dalam kategori Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Bambang Heru yang ditemui Jumat (3/2) menyebutkan, angka kematian ibu di Kabupaten Pasuruan pada tahun 2005 yang masih mencapai 110,5 per 100 ribu kelahiran hidup, pada tahun 2011 turun menjadi 96,34 per 100 ribu per kelahiran hidup. Sementara MDGs mentargetkan tahun 2015 angka kematian ibu maksimal 105 per 100 ribu kelahiran hidup.
Sedangkan angka kematian bayi di Kabupaten Pasuruan yang oada tahun 2005 mencapai 10,46 persen per 1000 kelahiran, pada tahun 2011 turun menjadi 6,88 per 1000 kelahiran. Sementara MDGs hingabtahun 2015 mentargetkan maksimal58 per 1000 kelahiran.
Begitu juga angka gizi buruk juga turun, jika pada tahun 2005 di Kabupaten Pasuruan masih terdapat gizi buruk sebesar 2,56 persen dari populasi penduduk, pad tahun 2011 turun menjadi 0,12 persen dari populasi penduduk.
Bambang Heru menjelaskan, keberhasilan tersebut berkat upaya keras Pemerintah Kabupaten Pasuruan bekerja sama dengan Health Services Program (HSP) dalam meningkatkan kapasitas kemauan masyarakat dan petugas arti pentingnya KIBBLA bagi kehidupan masyarakat.
Selain itu, lanjut Bambang Heru, perhatian khusus terhadap daerah miskin, terutama di daerah sulit, dimana banyak daerah yang masih memiliki tingkat kematian ibu tinggi dan juga karena daerah tersebut memliliki infrastruktur yang sngat terbatas.
Sedangkan trend angka kematian bayi yang terus menurun, kata bambang Heru, karena hal tersebut telah menjadi perhatian, khusunya penanganan kelahiran bayi di Polindes, sampai rumah sakit.
Selain pelayanan kesehatan, juga diadakan perubahan perilaku masyarakat yang paling rentan terhadap kamtian bayi. Hal tersebut termasuk peningkatan pengetahuan keluarga tentang status kesehatan dan nutrisi, serta pemeritahuan mengenai jangkauan dan macam pelayanan yang dapat digunakan.
Sedangkan penurunan balitra gizi buruk karena pada saat Musrenbang banyak usulan daridesa damn kecamatan yang meminta tambahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita yang mendekatikurang gizi, sehingga tidak sampai terjadi kasus gizi buruk pada balita.
Dijelaskan, kasus gizi buruk yang masih ada dikabuoaten Pasuruan bukan karena faktor kekurangan makanan, tapi hanya disebabkan oleh penyakit penyerta, atau penyakit bawaan.
Bambang Heru menjelaskan, keberhasilan Kabupaten Pasuruan menurunkan angka kematian ibu dan bayi, bukan karena keberhasuilan outputnya semata, tapi Kabupaten Pasuruan juga dinilai berhasil menurunkan angka kematian ibu dan bayi karena prosesnya juga.
Dijelaskan, program untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Pasuruan telah didukung oleh Perda inisiatiaf DPRD Kabupaten Pasuruan, Perbub, dan Perdes yang mengatur pelaksanaannya mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa.
Jenis kegiatan di tingkat kabupaten diantaranya pelatihan Community Fasilitatir (CF) yang betasal dari unsur Pokja dan PKK. Serta pembentukan tim KIBBLA terpadu kabupaten.
Di tingkat kecamatan diantaranya pembentukan tim KIBBLA tiongkat kecamatan. Pelatihan penyegaran kader. Pelatihan pra musrenbang desa bagi fasilitator kecamatan.Pelatihan penyegaran program Gemerlap Bersama (Gerakan Memberdayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat).
Sedangkan klegiatan di tingkat desa diantaranya pelaksanaan pra musrenbang desa. serat pelaksnaan kegiatan Program Perencanaan Perslinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). (*)