Surabaya (ANTARA) -
Perusahaan jasa merek menggunakan teknologi Artificial Inteligence, Mebiso memberikan fasilitasi cek merek gratis bagi fasilitator usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) se-Jatim supaya mereka bisa lebih berkembang.
Founder Mebiso, Danton Prabawanto dalam keterangannya di Mojokerto, Selasa mengatakan sepanjang 2023, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) mencatat, ada 114.130 permohonan pendaftaran merek yang diajukan oleh pelaku UMKM.
"Rinciannya, merek barang sebanyak 83.752 dan merek jasa sebanyak 30.274," katanya.
Ia mengatakan, masih ada sekitar 75 persen permohonan pendaftaran merek ditolak karena berbagai macam faktor, salah satunya yang paling sering dialami adalah persamaan pada pokok, yang meliputi pelafalan, fonetik dan sejenisnya.
"Kami memberikan pemahaman agar pendaftaran merek tak ditolak dalam kegiatan bersama Fasilitator PLUT se-Jawa Timur di Mojokerto," tuturnya.
Danton menyebut, permasalahan besar yang dialami oleh UMKM tak berhasil mendaftarkan merek adalah adanya kesamaan ejaan, pengucapan maupun logo yang mirip dengan merek lain.
"Untuk itu, dalam membuat nama merek, harus orisinal. Serta, berpikir kreatif agar tidak berniat meniru dan memiliki itikad baik. Sebab, jika tidak dilakukan, akan menjadi masalah di kemudian hari," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Danton menjelaskan, saat melakukan pendaftaran merek, sebaiknya dilakukan di kelas yang berbeda.
"Sebab, ketika didaftarkan di kelas yang berbeda, maka perlindungannya juga berbeda, disesuaikan dengan kelas masing-masing. Sehingga, merek bisa didaftarkan di kelas sebanyak mungkin sesuai dengan jenis usahanya," katanya.