Malang Raya (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi mengimbau anggotanya untuk rutin melakukan pengecekan setelah kemunculan aksi peretasan akun Google Bisnis milik hotel.
"Kami tidak punya jalan lain selain semua manajemen memeriksa tampilan di google bisnisnya supaya tahu ada yang mencurigakan atau tidak," kata Sujud kepada ANTARA di Kota Malang, Kamis.
Sujud menuturkan terdapat satu hotel di Batu, Jawa Timur, yang akun Google Bisnisnya dipalsukan sehingga nomor telepon hotel berubah namun saat ini telah dipulihkan sehingga tidak sampai menyebabkan kerugian bagi pelanggan.
"Kami dibantu tim Google Indonesia yang memberikan petunjuk pemulihan akun. Di Batu yang kena satu hotel tetapi sudah cepat dipulihkan," ujarnya.
Sujud menjelaskan peristiwa peretasan akun Google Bisnis milik hotel tersebut tidak langsung masuk ke Batu namun terlebih dahulu muncul dari luar Jawa Timur dan kemudian ke Surabaya.
PHRI Jawa Timur selanjutnya memberikan informasi terkait kejadian ini kepada pengurus di tingkat kabupaten/kota agar waspada dan melakukan langkah antisipasi secepatnya.
"Akun google bisnis diretas dan diganti, dikasih nomor WhatsApp tertentu oleh peretasnya," ujarnya.
Sujud memastikan peretasan tersebut telah disampaikan ke PHRI Jawa Timur dan ditindaklanjuti dengan pelaporan ke kepolisian daerah di provinsi setempat.
"PHRI Jawa Timur memang melaporkan ke polda masalah ini, ada konsumen yang mengalami kerugian karena transfer ke rekening penipu itu," katanya.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi BS Sukamdani menyampaikan pihaknya segera melaporkan kasus peretasan akun Google Bisnis milik sejumlah hotel ke Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Ia menuturkan bahwa insiden yang terjadi pada Minggu (11/8) ini menimpa sejumlah hotel di berbagai wilayah seperti Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan.
Melalui peretasan tersebut, lanjutnya, pelaku mengganti nomor WhatsApp (WA), nomor rekening bank, serta informasi lainnya terkait proses reservasi kamar pada akun milik hotel yang menjadi target dari tindak kejahatan ini.