Tokoh Ikhwanul Muslimin Pertama Kali Pimpin Parlemen Mesir
Selasa, 24 Januari 2012 6:18 WIB
Kairo - Sidang perdana Majelis Al Syaab (DPR) Mesir pada Senin memilih Sekretaris Jenderal Partai Hurriyah Wal Adalah, Dr Mohamed Saad Al Katatni (59), untuk menjadi ketua parlemen.
Katatni dalam pemilihan ketua parlemen memperoleh 399 suara dari total 508 anggota dewan, selebihnya terbagi di antara calon lainnya.
Partai Hurriyah Wal Adalah merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin, yang pada masa rezim pimpinan Presiden Hosni Mubarak dinyatakan sebagai organisasi terlarang itu, tercatat pertama kali memimpin parlemen dalam sejarah Mesir modern.
Terpilihnya Katatni telah diduga sebelumnya setelah ia diajukan oleh partainya yang menang dalam pemilihan anggota parlemen pertama pasca rezim Mubarak yang ditumbangkan dalam revolusi pada awal tahun lalu.
Dalam sambutannya, Katatni berjanji akan mengemban amanah revolusi untuk merangkul semua komponen masyarakat untuk membangun negara secara demokratis.
Katatni secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Ketua Dewan Tertinggi Militer (SCAF) yang berkuasa, Marsekal Mohamed Hussein Tantawi, yang dinilainya menepati janji dalam melaksanakan pemilihan anggpta parlemen.
Sidang perdana DPR ini dilakukan di bawah pengamanan ketat, kendati suasana di ibu kota Kairo dan seantero negeri Piramida aman tentram, demikian pula, toko dan pasar di ibu kota Mesir beraktivitas seperti biasa.
Aksi unjuk rasa damai sempat terjadi di sekitar gedung parlemen. Para pengunjuk rasa antara lain pendukung Ikhwanul Muslimin dan Salafi juga berkumpul di sekitarnya.
Bundaran Tahrir, ikon revolusi di pusat kota Kairo, yang berdekatan dengan gedung parlemen, dalam sehari ini terlihat lengang, padahal sebelumnya dikhawatirkan akan terjadi unjuk rasa anti-pemerintah saat sidang pertama dewan.
Masyarakat tampaknya mengikuti jalannya sidang dewan, sehingga pengadilan Mubarak pada hari yang sama kurang mendapat perhatian publik.
Parlemen tersebut terbentuk setahun setelah mundurnya Presiden Mubarak pada 11 Februari tahun lalu.
Sidang perdana dewan yang dijuluki "Parlemen Revolusi" ini dilakukan hanya tiga hari setelah Ketua Komisi Pemilihan Umum, Abdel Moiz Ibrahim, mengumumkan hasil final pemilihan parlemen.
Pemilihan anggota parlemen yang berlangsung tiga tahap sejak 28 November tahun lalu dimenangkan kubu Islam.
Ikhwanul Muslimin meraih 235 kursi (46,2 persen) dari total 505 kursi, disusul Salafi 123 kursi (24,2 persen), selebihnya terbagi dari partai-partai liberal, antara lain Al Wafd 37 kursi, dan Koalisi Parlemen Revolusi 34 kursi. (*)