Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Wilayah di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur berpotensi mengalami gangguan cuaca ekstrem hingga beberapa pekan ke depan, dampak gangguan gelombang ekuatorial rossby dan madden julian oscillation yang menyebabkan peningkatan potensi curah hujan di daerah yang dilalui.
"Kalau mengacu peringatan dini BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi mulai 1-7 Juli ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Rabu.
Dia menjelaskan, ada 17 Kabupaten/kota yang berpotensi mengalami situasi cuaca ekstrem.
Baca juga: BMKG: Waspada empat provinsi siaga potensi banjir sampai 20 Juni 2024
Selain Trenggalek, 16 daerah lain di antaranya adalah Kabupaten Nganjuk, Bojonegoro, Kediri, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Sumenep, Tulungagung, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Gresik, Blitar, Jombang, Lumajang, Malang, dan Tuban.
Seluruh Jatim saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Namun terdapat gangguan gelombang ekuatorial rossby dan madden julian oscillation yang menyebabkan peningkatan potensi curah hujan di wilayah tersebut.
Peningkatan potensi curah hujan itu berpotensi menyebabkan terjadinya potensi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.
"Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang," katanya.
Sementara di lain sisi, masyarakat juga diimbau untuk memanen air hujan sebagai langkah mitigasi untuk mengatasi dampak musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan sejumlah tempat di Trenggalek.
Sejumlah daerah yang kesulitan mengakses air bersih itu dibantu droping air bersih dari pemerintah daerah secara berkala.
"Pengumpulan air hujan dapat membantu mengurangi risiko kekurangan air serta mendukung konservasi air di daerah yang mengalami kekeringan," katanya.