Surabaya (ANTARA) - Pakar teknologi informasi dan Komunikasi (TIK ) Dedi Yudianto mengapresiasi kehadiran bisnis internet berbasis satelit milik Elon Musk, Starlink, karena dinilainya mendukung aktivitas warga yang tinggal di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
"Khususnya yang tidak ter-cover Fiber Optik dan Wireless," ucap Dedi yang juga merupakan Inisiator Warkop Digital dan CEO Cybers Group tersebut dalam siaran pers diterima di Surabaya, Rabu.
Menurut ketua umum Komite Penyelarasan Teknologi Informasi dan Komunikasi (KPTIK) tersebut, tak ada alasan untuk khawatir berlebihan atas kehadiran Starlink karena akses internet di pulau terluar Indonesia justru semakin terjangkau.
"Selain kapasitas dan kecepatannya melebihi satelit operator lama, harga peralatannya juga jauh lebih murah," kata pria yang sudah bisnis internet service provider selama lebih dari 20 tahun tersebut.
Ia menjelaskan bahwa Starlink kapasitasnya bisa mencapai 30 megabit upload dan 300 megabit download, yang mana latency-nya cukup rendah, yakni 35 ms.
"Harusnya kondisi ini disyukuri karena warga kita bisa terlayani akses internet dengan kapasitas besar, bahkan memiliki kecepatan luar biasa," ucap dia.
Dedy berharap semua pihak memikirkan bagaimana mendorong masyarakat untuk memanfaatkan layanan internet pascamasuknya Starlink.
Salah satunya, kata dia, dengan menciptakan konten-konten menarik dan bermanfaat bagi banyak orang, terutama menjadi produktif dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi ke depannya.
Sementara itu, ia juga berpesan dengan internet yang sudah berkapasitas besar dan kecepatan akses kencang maka konten-konten juga harus dipikirkan agar masyarakat pengguna internet lebih kreatif serta produktif.
"Intinya, jangan tidak dipakai untuk mengakses hal-hal negatif seperti judi online atau pornografi . Hal ini harus diantisipasi untuk kemajuan anak-anak bangsa ke depannya," tutur Dedy.