Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan gunung api yang berada di Sumatera Selatan itu mengalami erupsi pada Senin, pukul 04.06 WIB.
"Gempa erupsi dengan visual berupa emisi asap di atas danau kawah berwarna putih hingga kelabu dengan ketinggian maksimal 500 meter dari dasar kawah dan lontaran material erupsi mencapai jarak maksimal 300 meter dari pusat kawah," kata Wafid di Jakarta, Senin.
Badan Geologi telah mencatat adanya kemunculan tanda-tanda gejolak yang terjadi di Gunung Dempo.
Pada 9 Mei 2024, danau kawah yang tadinya berwarna hijau toska menjadi abu-abu dan terlihat asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis.
Baca juga: Letusan eksplosif Ile Lewotolok masih berlangsung
Tiga hari kemudian pada 12 Mei 2024, pukul 19.11 WIB, Badan Geologi merekam gempa hembusan dengan amplitudo 30 milimeter dan durasi 45 detik.
Pada 15 Mei 2024, air danau kawah berubah warna dari abu-abu menjadi hijau toska. Lalu, dua hari berselang pada 17 Mei 2024, air danau kawah kembali berubah warna dari hijau toska menjadi abu-abu.
Gunung Ibu secara administratif mencakup tiga wilayah di Sumatera Selatan, yakni Lahat Empat Lawang, Pagar Alam.
Sejarah erupsi Gunung Dempo tercatat sejak tahun 1818 dan memiliki interval erupsi berkisar antara 1 hingga 32 tahun. Pada Agustus 2023, erupsi freatik pernah terjadi dengan lontaran material lebih kurang 500 meter di sekitar kawah aktif serta hujan abu di sekitar Gunung Dempo.
Pada 1 sampai 26 Mei 2024, Badan Geologi mencatat jumlah kegempaan Gunung Dempo terdiri dari 11 kali gempa hembusan, 1 kali gempa vulkanik dalam, 3 kali gempa terasa skala I hingga II, 19 kali gempa tektonik jauh, dan 26 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 0,5 milimeter.
Hasil spektogram gempa menunjukkan bahwa gempa frekuensi rendah yang berasosiasi dengan input fluida masih terekam dengan frekuensi dominan sekitar 2,4 hertz.
Gempa dengan frekuensi rendah dapat memicu terjadinya input fluida secara tiba-tiba dan dapat bereaksi langsung ke permukaan.
Wafid mengungkapkan potensi bahaya saat ini berupa erupsi freatik dengan ancaman bahaya berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius satu kilometer dari pusat erupsi.
"Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung pada arah dan kecepatan angin," ujarnya.
Gunung Dempo saat ini masih berada pada level II atau waspada dengan rekomendasi agar masyarakat tidak mendekati dan bermalam di pusat aktivitas kawah Marapi dalam radius satu kilometer, serta arah bukaan kawah sejauh dua kilometer ke sektor utara.
Badan Geologi mengingatkan kawah sebagai pusat letusan dan gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan.