Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS turun menjelang awal pekan akibat keraguan pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah dibuka tergelincir 45 poin atau 0,29 persen menjadi Rp15.625 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.580 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah ini sejalan dengan tren penguatan dolar AS saat ini. Hal tersebut akibat keragu-raguan pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga Amerika dalam waktu dekat masih abu-abu," kata analis Finex Brahmantya Himawan kepada ANTARA di Jakarta.
Baca juga: Jumat pagi rupiah turun menjadi Rp15.625 per dolar AS
Ia menuturkan prospek pemangkasan suku bunga AS dalam waktu dekat masih abu-abu karena data inflasi konsumen (CPI) dan data inflasi produsen (PPI) naik melebihi dari perkiraan pasar.
Selain itu, angka klaim pengangguran AS yang lebih rendah dari ekspektasi pasar selanjutnya memberi sentimen positif pada mata uang dolar AS.
Data aktual Consumer Price Index (CPI) AS tahunan naik 3,2 persen lebih dari perkiraan pasar 3,1 persen yang telah dirilis 12 Maret 2024.
Data aktual Produsen Price Index (PPI) AS naik menjadi 0,6 persen lebih dari perkiraan yang hanya 0,3 persen dan periode sebelumnya 0,3 persen.
Kemudian, angka klaim pengangguran (Unemployment Claims) AS turun menjadi 209 ribu dari perkiraan 218 ribu dan periode sebelumnya 210 ribu yang selanjutnya memberi sentimen positif terhadap mata uang dolar AS.
Brahmantya memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp15.560 per dolar AS sampai dengan Rp15.700 per dolar AS.