Bank Syariah Bukopin Optimistis Himpun DPK Rp300 M
Kamis, 24 November 2011 16:34 WIB
Surabaya - Bank Syariah Bukopin Cabang Surabaya optimistis dapat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp300 miliar pada tahun 2011 karena sejumlah upaya memperluas pasar di Kota Pahlawan.
"Salah satunya, memperkuat jaringan melalui pembukaan Kantor Cabang Pembantu di Jalan H R Muhammad Surabaya," kata Pemimpin Cabang Bank Bukopin Syariah Surabaya, Ersyam Fansuri, Kamis.
Ditemui usai pembukaan kantor cabang pembantu Bank Syariah Bukopin di Jalan H R Muhammad Surabaya ia mengatakan, pembukaan kantor layanan itu untuk membidik nasabah yang fokus menjalankan bisnis dan mereka yang membutuhkan pembiayaan.
Selain itu, menurut dia, pembukaan kantor cabang pembantu tersebut sekaligus bertujuan meningkatkan pelayanan kepada para nasabah sehingga mereka lebih nyaman dan aman saat melakukan transaksi perbankan.
"Apalagi, kami melengkapi kebutuhan nasabah dengan dukungan fasilitas yang tersedia," ujarnya.
Sementara itu, target DPK tahun ini sudah terealisasi senilai Rp265 miliar per September 2011. Pencapaian tersebut dipicu oleh dominasi pendanaan dari deposito sebanyak 60 persen.
"Lalu, sisa 40 persennya dikontribusi oleh tabungan 20 persen dan giro 20 persen," katanya.
Komposisi DPK pada tahun ini, mengalami perubahan tren dengan meningkatnya porsi tabungan menjadi 20 persen dibandingkan pada tahun lalu masih menyumbang sebanyak 10 persen.
"Kenaikan kontribusi dana tabungan dikarenakan beragamnya produk tabungan yang ditawarkan kepada masyarakat seperti tabungan bisnis," katanya.
Produk tabungan tersebut memberikan kesempatan nasabah memiliki tabungan yang pendataan dananya lebih rinci sehingga banyak masyarakat yang berminat menggunakannya.
"Selain itu, ada pula tabungan rencana pendidikan dan umum," katanya.
Mengenai realisasi penyaluran pembiayaan di Jatim, ia mengatakan, sampai sekarang tercatat Rp270 miliar. Angka tersebut mengalami pertumbuhan positif 12 persen dibandingkan periode sama pada tahun lalu.
"Alokasi pembiayaan itu menyebar di sektor konstruksi dan jasa masing-masing 25 persen, serta sisanya tersalurkan untuk bidang kesehatan, pendidikan, dan consumer," katanya.(*)