Banyuwangi - Ratusan siswa SMA Negeri 1 Glagah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melakukan aksi mogok belajar karena menuntut kepala sekolah yang bersangkutan mundur dari jabatannya, Senin. Seorang siswa SMA Negeri 1 Glagah Banyuwangi, Evangistra Dioni, mengatakan seluruh siswa mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan yang tidak sebanding dengan sarana penunjang dan fasilitas di sekolah setempat. "Iuran yang dibebankan kepada siswa setiap bulannya sangat mahal yakni Rp150 ribu untuk siswa kelas 10 dan iuran sebesar Rp80 ribu per bulan untuk siswa kelas 11 dan 12," tuturnya. Menurut dia, sejumlah fasilitas yang tidak tersedia dapat menghambat proses kegiatan belajar di sekolah, sehingga hal tersebut mempengaruhi kualitas pendidikan di SMA Negeri 1 Glagah. "Jaringan listrik dan wifi di sekolah sering mati, dan setiap praktek di laboratorium setiap siswa harus bawa bahan sendiri," katanya menjelaskan. Selain itu, kata dia, tidak ada perhatian dari sekolah terhadap siswa yang berprestasi yang mengikuti olimpiade, sehingga sejumlah siswa terpaksa mengeluarkan biaya sendiri dalam kegiatan tersebut. "Saya pernah diminta untuk mengikuti olimpiade akutansi di Jember, namun tidak ada bantuan sekolah untuk biaya pendaftaran, transportasi dan akomodasi," tuturnya. Ia menjelaskan ratusan siswa memberi batas waktu selama tujuh hari, agar pihak sekolah dapat memenuhi tuntutan tersebut. "Kalau tidak dipenuhi, maka ratusan siswa akan melakukan mogok belajar lagi hingga tuntutan kami dipenuhi," ujarnya menambahkan. Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala SMA Negeri 1 Glagah, Imam Su'udi, membantah tuduhan yang dikeluhkan ratusan siswa karena besar atau kecilnya iuran sekolah merupakan keputusan bersama komite sekolah dengan wali murid sesuai ketentuan. "Tidak benar apa yang disampaikan sejumlah siswa itu, besarnya iuran sekolah berdasarkan rapat musyawarah dengan orang tua siswa," katanya.(*)
Ratusan Siswa SMA Glagah Banyuwangi Mogok Belajar
Senin, 7 November 2011 16:30 WIB