Nairobi, Kenya (ANTARA) - Jumlah korban tewas di Kenya yang disebabkan banjir akibat El Nino yang tiada henti melonjak hingga 160 jiwa, dimana 529.120 orang dari 105.824 rumah tangga mengungsi, menurut keterangan juru bicara pemerintah Isaac Mwaura pada Selasa.
“Upaya terpadu untuk mendistribusikan pasokan penting, termasuk makanan dan non-makanan, terus dilakukan melalui darat dan udara serta airdrop di daerah-daerah yang tidak dapat diakses di 19 wilayah yang terkena dampak. Upaya evakuasi juga sedang dilakukan dengan kapal Angkatan Laut dan Layanan Penjaga Pantai Kenya,” kata Mwaura.
Sebagai respon atas meningkatnya krisis, pemerintah terpaksa membangun sembilan kamp tambahan di Tana River County, Migori, Homa Bay dan Voi untuk mengakomodasi warga yang mengungsi yang bergulat dengan dampak banjir.
Hujan yang masih turun di Kenya telah menimbulkan serangkaian tantangan, dengan meluasnya banjir, tanah longsor, yang mendatangkan malapetaka di seluruh negeri.
Baca juga: Atlet asal Kenya borong juara "Merak Balu-Run 2023" di Situbondo
"Dampak terhadap infrastruktur sangat terlihat, dengan banyak jalan tidak bisa dilewati, mengganggu transportasi bagi warga dan bantuan," sebut Mwaura.
Di antara fasilitas yang mengalami kerusakan adalah 36 sekolah yang terendam banjir.
Kenya bukan satu-satunya negara yang menghadapi dampak buruk El Nino. Negara tetangga Somalia dan Ethiopia juga dilanda hujan lebat.
Hujan yang terus-menerus telah menyebabkan kematian ratusan orang, pengungsian meluas, dan hancurnya infrastruktur penting di ketiga negara tersebut.
El Nino, sebuah fenomena iklim yang ditandai dengan pemanasan suhu permukaan laut secara berkala, telah menyebabkan perubahan pola curah hujan secara signifikan, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem seperti banjir.
Dampaknya melampaui batas negara, mengganggu ekosistem di seluruh dunia dan membuat masyarakat rentan terhadap kekuatan alam yang tak kenal ampun.
Sumber: Anadolu