Madiun (ANTARA) - Jenazah Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda Seta (38) Pilot Super Tucano yang gugur dalam kecelakaan pesawat latih tempur milik TNI AU di Pasuruan, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat.
Pemakaman dilakukan secara militer dan dipimpin oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Firman Dwi Cahyono. Karena gugur dalam tugas, almarhum mendapat kenaikan pangkat luar biasa sebagai penghargaan dari negara atas Dharma Bhakti mereka kepada nusa dan bangsa, dari sebelumnya Mayor Penerbang menjadi Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A. Seta.
"Keluarga besar TNI AU sangat berduka cita kehilangan pilot-pilot terbaik. Almarhum sangat berdedikasi dan penuh pengabdian dalam tugasnya hingga akhir hayat," ujar Marsma TNI Firman dalam sambutan upacara pemakaman militer tersebut.
Jenazah diterbangkan dari Lanud Abdulrachman Saleh Malang dan tiba di Lanud Iswajudi Magetan pada Jumat siang. Sebelum dimakamkan, jenazah Penerbang Yuda disemayamkan di rumah orang tuanya di Desa Sugihwaras, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan. Lalu di shalat-kan di Masjid Lanud Iswajudi Magetan dan setelah itu diantar ke peristirahatan terakhir di TMP Kota Madiun.
Baca juga: Tim investigasi fokus cari "Flight Data Recorder" pesawat jatuh
"Sesuai permintaan keluarga, Jenazah Yuda dibawa ke rumah orang tua dulu di Maospati Magetan dan kemudian dimakamkan di TMP Madiun," kata paman korban, Didik Purwadi.
Menurut Didik, kabar duka meninggalnya Yuda diketahui keluarga pada Kamis siang. Orang tua korban langsung menuju ke Malang setelah mendengar kabar tersebut.
Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda Anggara Seta merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Purwanto Rohmat dan Dwi Rahayu Wilujeng. Ia adalah alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 2006 dan merupakan penerbang dari Skuadron Udara 21 Lanud Abdurachman Saleh.
Ia meninggalkan seorang istri bernama Dian Nurani dan dua orang anak, Shyna Ramiza Khanza Seta (9) dan Sheza Adreena (7).
Seperti diketahui, dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara jatuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11) siang kurang lebih pukul 11.30 WIB. Dua pesawat itu bernomor ekor TT-3111 dan TT-3103 yang sedang melakukan sesi latihan rutin.
Dalam sesi latihan tersebut, dua pesawat tempur itu diterbangkan oleh total empat perwira menengah TNI AU. Pesawat tersebut take off pada pukul 10.51 WIB dan hilang kontak pada 11.18 WIB. Dugaan awal, jatuhnya pesawat tempur tersebut akibat cuaca buruk.
Keempat korban meninggal adalah Letkol Pnb Sandhra "Chevron" Gunawan (Komandan Skadron Udara 21), Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh), Kolonel Pnb Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh), dan Mayor Pnb Yuda A. Seta. Sementara, tiga jenazah korban lainnya dimakamkan di TMP Malang.