Surabaya (ANTARA) - Itulah subtansi yang disampaikan bakal Calon Walik Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka dalam pidato politik pertamanya setelah pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI bersama Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto.
Yang disebut anak ingusan, karbitan ini tetap tenang sesuai gaya bapaknya Presiden Joko Widodo, di tengah gelombang tekanan, cacian dan hujatan Gibran muncul dengan narasi yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan.
Inilah ciri khas prototype pemimpin muda dengan gaya kepemimpinan anak muda, tidak terlalu menggunakan bahasa langit, sederhana dalam menggunakan diksi, dan tetap dibalut dengan guyonan sehingga audien tidak merasa bosan.
Mas Gibran yang disebut anak ingusan ini menyampaikan bahwa pengelolaan Republik Indonesia selama 9 tahun terakhir ini telah membawa Indonesia ke pintu gerbang kemajuan, dalam rangka menyongsong Indonesia emas.
Kuncinya adalah keberlanjutan dan konsistensi jalannya pemerintahan, sebagai anak kandung Presiden Jokowi tentu Mas Gibran secara otomatis mempelajari pengelolaan Republik ini, sektor mana yang perlu disempurnakan dan sektor mana yang perlu dilanjutkan capaian keberhasilan program Jokowi.
Isu kaum muda juga diangkat oleh Cawapres yang disebut anak karbitan ini, melalui program kredit startup untuk generasi milenial, inilah yang saya maksud bahwa yang mengerti anak muda ya anak muda itu sendiri.
Kita mengalami bonus demografi dalam menyongsong Indonesia emas 2045. Terjadi pergeseran pola pandang anak muda dalam mencari nafkah. Ekonomi kreatif dipandang sebagai jalan meniti harapan dalam meningkatkan taraf hidup yang ditunjang dengan perkembangan pesat dalam dunia teknologi informasi.
Mas Gibran yang dilabeli anak karbitan ini menyatakan keberpihakannya terhadap anak muda, penerus generasi bangsa melalui program kredit start up. Kami jadi semakin bersemangat untuk membantu Prabowo Gibran memenangkan hati masyarakat Indonesia agar kelak tumbuh subur pelaku industri kreatif di Indonesia melalui program ini, sehingga muncul Ahmad Zaky-Ahmad zaky baru sang pendiri Bukalapak, Nadiem Makarim sang pendiri Gojek yang sekarang menjadi Mentri di Kabinet Indonesia Maju.
Dalam konteks intonasi penyampaian pidato kemarin, Mas Gibran yang disebut anak ingusan ini tetap dengan ciri khas anak muda stay calm dan cool, meski tekanan begitu kuat, di kotanya didemo tolak isu dinasti, di Jawa Tengah dicaci maki entah oleh massa rasional atau massa yang digerakkan.
Penampilan Mas Gibaran tetap membawa kesejukan, tidak terlihat guratan kemarahan, apalagi menyinggung upaya provokasi tersebut dalam pidato politiknya. Justru pemimpin masa depan yang dilabeli anak karbitan ini muncul dengan ide dan gagasan membawa Indonesia ke depan.
Makanya tidak salah Ketua Umum Partai Golkar DR Airlangga Hartarto bersama DPP dan DPD Partai Golkar Provinsi se Indonesia memberikan mandat kepada Prabowo Gibran untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo 5 tahun mendatang.Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya, saatnya Yang Muda Yang Berkarya.
Banyak yang mencela keputusan Partai Golkar mengusung Prabowo-Gibran karena tekanan dan ancaman, Partai Golkar ini sudah lama bertransformasi menjadi Partai modern. Ciri khas Partai modern itu tidak bersifat sentralistik dalam pengambilan keputusannya, setiap keputusan strategis Partai selalu dimusyawarahkan dengan baik.
Pro dan kontra sebelum keputusan diambil adalah tradisi Partai Golkar, Golkar termasuk Partai yang terbuka pengelolaannya, jadi perbedaan pendapat itu hal yang lumrah, tidak ada monopoli gagasan maupun ide, tapi begitu keputusan sudah diambil dalam forum yang bernama Rapat Pimpinan Nasional, semua pengurus dan kader langsung melaksanakan keputusan itu dengan gegap gempita dan penuh kehormatan.
Tidak ada lagi guyonan kanan belok kiri. Makanya kader Golkar se-Indonesia serentak mengabarkan hal-hal baik tentang Prabowo-Gibran ke khalayak ramai, agar kita semua bisa menjadi salah satu kontributor yang mengantarkan salah satu putra terbaik bangsa yang bernama Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024.
Jadi kami kader Golkar terbiasa dengan perbedaan pendapat, mau ada yang mencela silahkan, menghujat silahkan, itulah alam demokrasi semua orang bisa menyampaikan gagasan dan pendapatnya baik melalui lisan maupun jari-jari ketikan di media sosial.
Namun ada satu hal yang kami pedomani dalam gagasan Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar Ir Aburizal Bakrie, jangan pernah mengutuk kegelapan, karena dikegelapan bayanganpun akan meninggalkan kita, lebih baik kader Golkar menyalakan lilin sebagai lentera kehidupan.
*) Penulis adalah Ketua DPD Partai Golkar Surabaya sekaligus Ketua Komisi A DPRD Surabaya
Gibran, Melanjutkan dan menyempurnakan
Oleh Arif Fathoni *) Jumat, 27 Oktober 2023 8:38 WIB