Surabaya (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara X melalui anak usahanya PT Energi Agro Nusantara (Enero) menyiapkan sebanyak 1.900 kiloliter bioetanol fuel grade (kelas bahan bakar) untuk diserap PT Pertamina sebagai bahan campuran produksi Pertamax Green.
Direktur PT Enero Puji Setiyawan dalam keterangannya di Surabaya, Jumat malam, mengemukakan penyiapan bioetanol itu merupakan komitmen perusahaannya dalam mendukung Program Strategis Nasional Ketahanan Energi Nasional melalui pengimplementasian bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
"Tahun 2023 ini, PT Enero menyiapkan 1.900 kiloliter bietanol fuel grade untuk diserap Pertamina sebagai bahan campuran produksi Pertamax Green," jelasnya.
Puji menjelaskan Enero memiliki kapasitas produksi bioetanol hingga 100 kiloliter per hari. "Saat ini 50 persen kapasitas pabrik kami optimalkan untuk memproduksi fuel grade, sisanya untuk produksi ENA (extra-neutral alcohol) grade," katanya.
Pada tahun 2024, tambah Puji, sekitar 70 hingga 80 persen kapasitas PT Enero akan digunakan untuk produksi bioetanol fuel grade. Peningkatan produksi dilakukan seiring besarnya serapan bioetanol dari Pertamina.
Baca juga: Pertamina bantu pemasaran produk "Kampoeng Papring" Banyuwangi
Ia menambahkan PT Enero siap memproduksi bioetanol fuel grade dengan mengoptimalkan kapasitas pabriknya. Sampai saat ini Pertamina baru mengambil 60 kiloliter produksi Enero untuk kebutuhan Pertamax Green sebagai uji coba di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Surabaya dan Jakarta.
"Harapannya pengambilan bioetanol fuel grade bisa segera dilakukan secara bertahap dan kontinyu sehingga Pertamax Green bisa segera diaplikasikan," imbuh Puji.
Menurut Puji, pencampuran bietanol dalam bahan bakar kendaraan bermotor ini sudah diuji keamanannya sehingga tidak akan merusak mesin kendaraan. Keberhasilan penerapan bioetanol dalam bahan bakar ini sudah dilakukan di beberapa negara, seperti Brazil dan Thailand.
Ia menjelaskan bioetanol yang diproduksi PT Enero berasal dari tetes tebu yang dihasilkan oleh pabrik gula milik PTPN X, dengan empat kilogram tetes dapat menghasilkan satu liter bietanol.
Hingga tahun 2028, pemerintah merencanakan pembangunan empat pabrik bioetanol di wilayah Sumatera dan Jawa. Pembangunan pabrik bioetanol ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, khususnya sebagai bahan campuran produksi Pertamax Green.