Trenggalek - Kepulangan jasad Istiqomah (30), TKI asal Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, yang dikabarkan tewas di Hong Kong, belum bisa dipastikan. "Kami tidak bisa memastikan kapan Istiqomah dipulangkan ke Indonesia, karena seluruh proses ditanggung oleh PJTKI (perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia) yang memberangkatkan. Kalau nama perusahaanya saya lupa, yang jelas kantornya di Surabaya," kata Kepala Desa Karanggandu Siswoyo, Sabtu. Namun ia memastikan bahwa saat ini PJTKI tersebut bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan siap mengurus kepulangan jenazah korban sampai di rumah duka. Selain itu, seluruh gaji dan asuransi yang didapatkan Istiqomah selama bekerja juga akan dibayarkan sesuai dengan ketentuan. "Sebagai aparat pemerintah desa yang bisa kami kalukan hanya sebatas mengawal dan meminta kepada PJTKI tersebut agar benar-benar serius dalam menangani warga kami, sehingga pihak keluarga tidak kepikiran terus," jelasnya. Sementara itu, salah satu kakak korban enggan bercerita banyak mengenai peristiwa yang menimpa adiknya. Ia hanya mengaku sebelum peristiwa kecelakaan kerja tersebut terjadi, hampir setiap hari selalu berkomunikasi melalui telepon selular. "Tahunya kalau adik saya kecelakaan itu ya saat diberitahu PT yang memberangkatkan itu, kalau bagaimana kejadian itu terjadi, saya tidak tahu, silahkan saja tanya ke PT-nya," kata kakak Istiqomah. Saat ini, keluarga korban nampak masih syok atas kabar kematian Istiqomah dan hanya bisa berharap jenazahnya segera dipulangkan ke Indonesia secepatnya. Istiqomah (30), tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dikabarkan tewas setelah terjatuh dari lantai atas rumah majikanya di Hong Kong. Kabar duka itu diterima keluarga Istiqomah, Kamis (22/9) sekitar pukul 01.00 WIB melalui perwakilan perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang memberengkatkan. "Pada saat perwakilan PJTKI itu ke sini (Desa Karanggandu) keadaan Isti masih hidup, namun kondisinya sudah koma. Jadi kejadian kecelakaan hari Rabu pagi (21/9), kemudian Kamis dini hari PJTKI ke sini dan sore harinya sekitar pukul 05.00 WIB Isti meninggal dunia," tutur Kades Karanggandu. Pahlawan devisa itu baru bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong selama satu tahun, saat ini ia meninggalkan seorang suami dan satu orang anak. (*)
TKI Korban Kecelakaan Kerja Belum Dipastikan Pulang
Sabtu, 1 Oktober 2011 22:21 WIB