Surabaya (ANTARA) - Indikator Politik Indonesia menyebut elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) terus melejit sehingga berhasil menembus ambang batas parlemen.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam keterangannya di Surabaya, Senin, mengatakan elektabilitas PAN menembus 4,3 persen. Hal ini naik cukup pesat dari bulan Juni yang hanya memperoleh angka 3,1 persen.
"Pada bulan Juni (elektabilitas PAN) 3,1 persen, di survei terakhir, 4,3 persen. Menurut saya, ini ada indikasi menarik," kata Burhanuddin.
Dia menambahkan, meningkatnya elektabilitas PAN tersebut merupakan sinyal yang sangat positif bagi PAN karena raihan tersebut merupakan yang tertinggi bagi PAN dari beberapa waktu terakhir.
"Ini kali pertama di data kami, suara PAN di atas ambang batas parliamentary threshold," ujarnya.
Raihan tersebut juga menunjukkan PAN semakin menjadi pilihan umat muslim di politik.
Raihan elektabilitas PAN hanya di bawah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai yang mengusung platform politik umat Islam.
"April 2020 sampai April 2023, PAN itu umumnya antara 1,5 sampai 2 persen. Tetapi beberapa bulan terakhir, Juni dan Juli, PAN mengalami peningkatan," ucapnya.
Seperti diketahui, pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah ditetapkan ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Jika partai politik gagal untuk mencapai perolehan tersebut maka tidak akan dapat mengirimkan wakilnya ke Senayan.