London (ANTARA) - Uni Eropa (EU) pada Jumat (18/8) meminta Israel untuk membayar ganti rugi atas perusakan satu sekolah di Tepi Barat, wilayah yang diduduki Israel.
Uni Eropa juga mendesak Israel agar menghormati hak anak-anak Palestina untuk mendapatkan pendidikan.
"Kami terkejut atas perusakan terhadap sekolah yang didanai EU di Ein Samiya di Tepi Barat yang dijajah," tulis Delegasi EU untuk Palestina dalam media sosial X, sebelumnya adalah Twitter.
EU mendesak Tel Aviv agar menghormati hak anak-anak Palestina untuk mengenyam pendidikan serta agar "membayar kompensasi kepada EU atas kerugian pendanaan."
Dalam pernyataan pada Kamis (17/8), Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan otoritas Israel menghancurkan Sekolah Ein Samia yang berlokasi di Ramallah.
Sekolah tersebut memiliki sejumlah siswa dari masyarakat Bedouin setempat.
Tindakan itu dilakukan Israel tanpa izin, jelas kementerian tersebut.
Kantor UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB) di Palestina mengatakan sekolah itu dihancurkan hanya beberapa hari sebelum tahun ajaran baru dimulai.
"Dalam 12 bulan belakangan ini, tiga #sekolah dihancurkan hingga berdampak kepada 78 siswa. Sebanyak 58 sekolah masih terancam dibongkar," tulis lembaga itu di X.
Pada Kamis, Konsulat Inggris di Yerusalem juga mengecam tindakan itu dan meminta agar hak pendidikan bagi anak-anak Palestina ditegakkan.
"Kami terkejut atas perusakan terhadap sekolah yang didanai EU di Ein Samiya di Tepi Barat yang dijajah," tulis Delegasi EU untuk Palestina dalam media sosial X, sebelumnya adalah Twitter.
EU mendesak Tel Aviv agar menghormati hak anak-anak Palestina untuk mengenyam pendidikan serta agar "membayar kompensasi kepada EU atas kerugian pendanaan."
Dalam pernyataan pada Kamis (17/8), Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan otoritas Israel menghancurkan Sekolah Ein Samia yang berlokasi di Ramallah.
Sekolah tersebut memiliki sejumlah siswa dari masyarakat Bedouin setempat.
Tindakan itu dilakukan Israel tanpa izin, jelas kementerian tersebut.
Kantor UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB) di Palestina mengatakan sekolah itu dihancurkan hanya beberapa hari sebelum tahun ajaran baru dimulai.
"Dalam 12 bulan belakangan ini, tiga #sekolah dihancurkan hingga berdampak kepada 78 siswa. Sebanyak 58 sekolah masih terancam dibongkar," tulis lembaga itu di X.
Pada Kamis, Konsulat Inggris di Yerusalem juga mengecam tindakan itu dan meminta agar hak pendidikan bagi anak-anak Palestina ditegakkan.