Dakar, Senegal (ANTARA) - Junta Niger mengumumkan telah menutup wilayah udara negara itu sampai pemberitahuan lebih lanjut, sebagai tanggapan atas kemungkinan intervensi militer Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS).
"Sebuah negara asing sedang bersiap untuk menyerang negara kita dengan kerja sama ECOWAS," kata Kolonel Amadou Abdramane, juru bicara Dewan Nasional untuk Perlindungan Negara yang berkuasa pada Minggu (6/8).
Ia memperingatkan bahwa setiap pelanggaran wilayah udara akan ditanggapi dengan cepat dan tegas.
Abdramane menyoroti bahwa ECOWAS telah mengerahkan pasukan di dua negara Afrika Tengah sebagai bagian dari persiapan intervensi militernya dan menekankan bahwa setiap negara yang melakukan intervensi akan dianggap sebagai kolaborator.
Dia meminta pemuda Niger untuk membela negara mereka.
Baca juga: Presiden Biden serukan pembebasan Presiden Niger
Pada 30 Juli 2023, ECOWAS memberi waktu tujuh hari bagi junta militer untuk membebaskan Presiden Mohamed Bazoum dan mengizinkannya kembali menjabat di Niger.
Namun, tenggat waktu itu telah berakhir pada Minggu tengah malam waktu setempat.
ECOWAS telah mengumumkan akan mempertimbangkan semua opsi, termasuk intervensi militer, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi dalam jangka waktu tersebut.
Kemungkinan intervensi militer telah menarik reaksi dari pemerintah militer lainnya di Afrika Barat.
Burkina Faso dan Mali, tempat personel militer berkuasa, memperingatkan ECOWAS dalam pernyataan bersama bahwa intervensi militer di Niger akan dianggap sebagai tindakan perang terhadap mereka.
Sementara itu, Guinea menyatakan dukungannya kepada junta.
Senegal, Pantai Gading, Benin, dan Nigeria menyatakan dukungan mereka terhadap intervensi militer ECOWAS.
Namun, negara-negara non ECOWAS yaitu Aljazair, Libya, Chad, dan Mauritania mengumumkan bahwa mereka tidak mendukung operasi militer ECOWAS.
Sumber: Anadolu