AJI Bojonegoro Sesalkan Kekerasan Terhadap Wartawan
Rabu, 21 September 2011 16:38 WIB
Bojonegoro - Belasan Wartawan yang tergabung di dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu, menggelar aksi menyesalkan terjadinya kekerasan yang dialami para jurnalis dalam insiden di SMAN 6 Jakarta.
"Kejadian di Jakarta itu, semakin menambah daftar kekerasan yang dialami para jurnalis di Indonesia," kata Eeng Negoro, Wartawan dari Metro TV dalam orasinya di bundaran Adipura di Kelurahan Sumbang, Kecamatan Kota.
Dalam aksinya itu, para wartawan di Bojonegoro, memplester mulutnya dengan plester warna hitam. Secara bergantian mereka beroperasi mengutuk aksi kekerasan yang dialami jurnalis.
Sementara itu, para Wartawan lainnya baik dari media cetak, elektronik dan radio, berdiri sambil membawa poster yang berisi tulisan mengecam aksi kekerasan di kalangan jurnalis.
Di antara tulisan dalam poster yang dibawa yaitu, "Tolak Kekerasan Terhadap Para Jurnalis", "Jurnalis Pelayan Informasi Publik", dan "Tindak Tegas Aksi Kekerasan".
Menurut Eeng, polisi harus berani mengusut terjadinya aksi kekerasan yang dialami para Wartawan secara tuntas."Ini untuk mencegah aksi kekerasan terus berjalan di kalangan jurnalis," katanya menegaskan.
Dalam aksinya itu, mereka juga membagi-bagikan selebaran yang dikeluarkan AJI Bojonegoro yang berisi kecaman terhadap aksi kekerasan kepada para jurnalis di dalam selebaran yang ditandatangani Ketua AJI Bojonegoro, Sudjatmiko, di antaranya menyayangkan, lambatnya polisi dalam mengantisipasi terjadinya kekerasan yang dialami para jurnalis di Jakarta itu.
Seharusnya, polisi harus bisa memberikan rasa aman dan tenteram kepada seluruh masyarakat, termasuk pelajar dan para jurnalis. Selain itu, ditegaskan, AJI Bojonegoro menolak tindakan kekerasan kepada para jurnalis dan meminta ada tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan.
"Harus ada evaluasi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, sebab bagaimanapun juga trerjadinya aksi kekerasan di Jakarta itu, bukti gagalnya proses penyelenggaraan pendidikan di Indonesia," paparnya.
Aksi para wartawan Bojonegoro yang berlangsung sekitar 1 jam, mendapatkan penjagaan petugas Polres Bojonegoro. Termasuk petugas bagian lantas yang sibuk mengatur kendaraan yang melewati jalanan di sekitar bundaran tugu Adipura itu.