Apel kesiapsiagaan gabungan pengendalian Karhutla itu dilangsungkan di lapangan Desa Gebangsari, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto yang diikuti unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, dunia usaha, Rabu.
Pada acara itu. Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan Kabupaten Mojokerto memiliki kawasan hutan seluas 25.021,40 hektare yang terdiri dari 10.181,10 hektare hutan konservasi yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soeryo.
Kemudian sebanyak 10.656,70 hektare hutan produksi dan 4.183,60 hektare hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan, KPH Mojokerto dan KPH Jombang.
Kemudian sebanyak 10.656,70 hektare hutan produksi dan 4.183,60 hektare hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan, KPH Mojokerto dan KPH Jombang.
"Kawasan hutan di Kabupaten Mojokerto terutama di wilayah bagian selatan, merupakan kawasan pegunungan dan perbukitan populasi tanaman terdiri dari semak-semak serta tegakan hutan dengan dominasi pohon jenis pinus dan jenis rimba lainnya, sehingga menjadikan Mojokerto merupakan salah satu kabupaten yang memiliki daerah rawan kebakaran," katanya.
Dalam pengendalian Karhutla, lanjut Ikfina diperlukan pemahaman teknis maupun strategis, baik dalam mitigasi maupun penanganan secara langsung mengingat kondisi dataran yang tidak rata untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan, sehingga sulit menggunakan peralatan modern.
"Salah satu upaya mitigasi yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kesiapsiagaan kita, serta melaksanakan gladi simulasi penanganan kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Apel siaga pengendalian kebakaran hutan dan lahan ini, lanjut Ikfina, dilakukan sebagai bentuk langkah kesiapan dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan di wilayah kabupaten Mojokerto. Selain itu, kegiatan apel siaga tersebut diharapkan menjadi kegiatan rutin, serta berjalan optimal pada saat terjadi kebakaran hutan dan lahan yang sesungguhnya.
"Kegiatan ini merupakan bentuk sinergitas pentahelix kebencanaan. Saya menyadari bahwa penanganan penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja," ucapnya.
Ia juga melakukan inspeksi dan simulasi kebakaran hutan dan lahan untuk mengukur dan mengecek kondisi potensi peralatan yang dimiliki serta potensi kemampuan dan keterampilan petugas pemadam kebakaran hutan dan lahan.
"Selain itu juga merupakan edukasi pembelajaran pada masyarakat sekitar wilayah hutan dalam hal pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Kegiatan apel ini dihadiri Forkopimda Kabupaten Mojokerto, Kepala KPH Pasuruan, Kepala KPH Mojokerto dan Kepala KPH Jombang, Kepala Dinas Kehutanan wilayah Nganjuk, Kepala Tahura Raden Soerjo, Kepala OPD terkait dan Forkopimca Jatirejo.