Surabaya (ANTARA) - PT Pertamina mengenalkan "Pertamax Green 95" sebagai upaya mendukung mendukung strategi nasional Indonesia target bauran energi terbarukan sebesar 31 persen di tahun 2050 dan tercapainya "Net Zero Emission Indonesia" pada 2060.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan "Pertamax Green 95" merupakan bahan bakar bahan bakar nabati lantaran adanya bauran energi terbarukan.
"Bahan bakar nabati atau biofuel merupakan salah satu pilar utama dalam Program Transisi Energi Pertamina dan Program Pertamina Net Zero Strategy. Pertamax Green 95 menjadi milestone Pertamina dalam pengembangan serta penyediaan biofuel untuk jenis gasoline, tanpa mengesampingkan kualitas terbaik bagi masyarakat," ujar Nicke melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Senin.
Dia menyebut Bauran energi terbarukan pada produk itu berasal dari molase tebu yang diolah hingga menjadi etanol. Selanjutnya proses dilanjutkan dengan proses pencampuran dan akan disalurkan ke kendaraan.
Lebih lanjut, kandungan etanol di dalam "Pertamax Green 95" sebesar lima persen dan masih sesuai spesifikasi internasional.
"Besar harapan Pertamax Green 95 juga akan membawa dampak multiplier effect bagi perekonomian Indonesia dan menjadi peluang penetrasi pasar global, bagi produk BUMN," ujarnya.
Pengenalan "Pertamax Green 95" dilakukan di stasiun pengisian bahan bakar di dua kota, yakni Jakarta dan Surabaya dengan harga Rp13.500 per liternya.
Sementara, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menyebut permintaan "Pertamax Green 95" di Pulau Jawa mencapai 90 ribu kilo liter lebih per tahun. Sedangkan, kebutuhan etanol diproyeksikan sebesar 4.800 hingga 5.000 kilo liter per tahunnya.
"Untuk memenuhi proyeksi permintaan saat ini Pertamina Patra Niaga bekerjasama dengan PT Energi Agro Nusantara atau Enero, anak usaha dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X Jawa Timur untuk menyuplai etanol yang digunakan sebagai bahan untuk blending Pertamax Green 95. Ini adalah wujud sinergi BUMN yang berkomitmen mengembangkan biofuel, sekaligus memberdayakan petani tebu yang menjadi bahan dasar dari etanol yang digunakan,” jelas Riva.
Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Dwi Puja Ariestya menambahkan penyaluran penyaluran produk dilakukan dari Integrated Terminal Surabaya di Perak Surabaya ke 10 SPBU yang ada di Surabaya, seperti SPBU di Jalan Raya Jemursari, Jalan Dr Soetomo, Jalan Panjang Jiwo, Jalan Ketingang Raya, dan Jalan Raya Mastrip.
"Hari ini bersamaan dengan pengenalan produk di Jakarta kami melakukan pengenalan produk di Surabaya. Di Surabaya ada 10 SPBU yang sudah siap menyalurkan produk ini. Ke depan kami akan terus meningkatkan peningkatan penjualan produk BBM berkualitas dan ramah lingkungan" ujar Ari.