Pasukan NTC Masuk Sirte
Jumat, 16 September 2011 6:08 WIB
Tripoli (ANTARA/AFP) - Pasukan yang setia pada penguasa baru Libya telah berada di dalam kota Sirte, kata militer negara itu, Kamis, setelah konvoi besar pasukan melakukan upaya untuk menguasai kampung halaman Muammar Khadafi itu.
"Thwar (gerilyawan) Misrata tiba di Jembatan Al-Gharbiyat di dalam Sirte," kata Dewan Militer Misrata dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara konvoi pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC), yang berangkat dari Misrata pada Kamis pagi, mengkonfirmasi bahwa pasukan pro-NTC telah memasuki Sirte.
"Saya memastikan bahwa pasukan kami telah berada di dalam Sirte, itu pasukan besar," kata juru bicara itu Fathi Bashaga.
"Masih ada perlawanan, namun pasukan kami bisa mengatasinya," katanya kepada koresponden AFP di Wadi Bey, sebuah kota gurun dimana bagian dari konvoi yang menuju Sirte itu tertahan karena bertempur dengan loyalis Khadafi.
"Mereka menyerang kami dengan mortir-mortir 40 dan 43 mm, serta semua jenis senjata," tambahnya.
Pasukan NTC sebelumnya mengibarkan bendera di daerah pinggiran Sirte, kata militer dalam sebuah pernyataan terpisah.
"Thwar Misrata dalam jarak tiga kilometer dari Sirte -- mengibarkan bendera di atas tempat pengisian bahan bakar terakhir sebelum kota itu," kata Dewan Militer dalam sebuah pernyataan berbahasa Inggris, menunjuk pada pasukan rejim baru.
Sehari sebelumnya, Rabu, Gaddafi meminta masyarakat internasional membantu kampung halamannya, Sirte, yang dikepung oleh pasukan yang setia pada pemerintah baru Libya, dalam sebuah pesan yang disiarkan televisi.
"Jika Sirte dikucilkan, dunia harus berbicara menentang kekejaman ini," kata pemimpin terguling Libya itu, dalam pernyataan yang disiarkan oleh televisi Arrai Oruba yang berkantor di Suriah.
"Adalah tugas dunia untuk tidak meninggalkan (Sirte) sendirian, dan setiap orang harus memikul tanggung jawab internasional dan segera datang menghentikan kekejaman ini," katanya.
"Terorisme dan kehancuran yang dilakukan NATO di kawasan Sirte tidak bisa digambarkan," tambahnya.
Televisi Arrai merupakan satu-satunya media yang masih melakukan kontak dengan Khadafi, yang melarikan diri sejak pasukan yang menentangnya menguasai Tripoli, ibu kota Libya, pada 23 Agustus.
Keberadaan Khadafi hingga kini tidak diketahui secara jelas. Dari tempat persembunyiannya, ia berulang kali melontarkan janji-janji untuk melanjutkan perang, ketika semakin banyak negara mengakui NTC sebagai pemerintah yang berkuasa di Libya.
Dewan itu kini sedang dalam proses memindahkan pemerintah mereka ke Tripoli dari markas sebelumnya di Benghazi, setelah mencapai kemenangan-kemenangan atas pasukan Khadafi.
NTC, yang mengatur permasalahan kawasan timur yang dikuasai pemberontak, sejauh ini melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel pemimpin Libya Muammar Khadafi.
Negara-negara besar yang dipelopori AS, Prancis dan Inggris membantu mengucilkan Gaddafi dan memutuskan pendanaan dan pemasokan senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan tawaran-tawaran bantuan.
Kelompok pemberontak Libya kini telah memasuki Tripoli dan rejim Khadafi telah dianggap jatuh oleh banyak kalangan.
Negara-negara yang telah mengakui NTC sebagai perwakilan sah rakyat Libya antara lain China, Rusia, Mesir, Chad, Turki, Uni Emirat Arab (UAE), Australia, Inggris, Prancis, Jerman, Gambia, Italia, Yordania, Malta, Qatar, Senegal, Spanyol dan AS.
Khadafi (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa. Gaddafi bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak.