Volume Air Waduk Notopuro di Madiun Menyusut
Rabu, 14 September 2011 15:59 WIB
Madiun - Volume air Waduk Notopuro yang berada di Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyusut signifikan pada musim kemarau saat ini.
Penjaga Pintu Air (PPA) Waduk Notopuro, Dasmiran, Rabu, mengatakan volume air di waduk setempat saat ini hanya mencapai 287.600 meter kubik dari kapasitas totalnya sebanyak 2,4 juta meter kubik.
"Selama musim kemarau, debit atau volume air waduk menyusut signifikan. Jika saat musim hujan kedalaman air di waduk bisa mencapai tujuh hingga delapan meter, kini hanya mencapai dua meter saja," ujar Dasmiran kepada wartawan.
Menurut dia, selama musim kemarau, Waduk Notopuro mengeluarkan air sedikitnya 150 liter/detik untuk setiap hari. Air tersebut untuk mengairi lahan pertanian seluas 2.433 hektare di 18 Desa yang ada di wilayah Kecamatan Pilangkenceng.
Meski hanya cukup untuk seminggu, namun Waduk Notopuro akan mendapatkan tambahan air dari Waduk Kedungbrubus sebanyak 300 liter/detik setiap harinya selama musim kemarau. Dengan penambahan ini, ketersediaan air yang ada diperkirakan bisa mencukupi untuk kebutuhan pengairan hingga bulan Oktober mendatang.
Selain itu, jika ketersediaan air dari Waduk Notopuro dan Waduk Kedungbrubus sudah tidak mencukupi untuk pengairan, pihaknya sudah mempersiapkan air yang berasal dari sumur P2T. Wilayah Pilangkenceng telah memiliki sedikitnya 18 sumur P2T yang siap dioperasikan.
Sementara, hal yang sama terjadi dengan volume air di Waduk Dawuhan yang berada di Kecamatan Wonoasri dan Waduk Kedungbrubus di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.
Untuk Waduk Dawuhan, saat ini volume airnya hanya sebesar 800.000 meter kubik. Jumlah ini jauh di bawah kapasitas total yang mencapai 5 juta meter kubik. Waduk Dawuhan dibangun untuk mengairi lahan pertanian seluas 1.400 hektare yang berada di wilayah sekitarnya.
Sedangkan air di Waduk Kedungbrubus, saat ini telah mengairi sekitar 525 hektare lahan persawahan di sekitarnya. Waduk ini terhitung baru, sehingga masih terus dilakukan pengembangan. Kapasitas total Waduk Kedungbrubus mencapai 2,3 juta meter kubik.
Plt Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Madiun, Budi Tjahjono, membenarkan jika sejumlah waduk di wilayahnya mengalami penyusutan debit air akibat musim kemarau. Karena itu, pihaknya akan memaksimalkan sejumlah sumber air yang ada selain waduk, yakni sumur pompa dalam atau P2T.
"Waduk-waduk di Kabupaten Madiun memang mengalami penurunan debit air, namun hingga saat ini belum terjadi kekeringan. Yang ada adalah ketakutan para petani akan terjadinya kekeringan menyusul debit air waduk yang terus menyusut," ujar Budi.
Sisi lain, dengan menyusutnya debit air di Waduk Notopuro, sedikitnya 5 hektare lahan kosong mulai dimanfaatkan masyarakat sekitar waduk untuk bercocok tanam, seperti tanaman padi, jagung, dan kacang. Pihak pengelola waduk tidak melarangnya, sehingga lahan yang tadinya dipenuhi air, saat musim kemarau lahannya bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanaman selama satu musim.