Surabaya (ANTARA) - Akademisi yang juga dosen dari Ilmu Politik Universitas Airlangga Fahrul Muzaqqi menilai munculnya nama Yenny Wahid dalam bursa bakal calon wakil presiden untuk Anies Baswedan tak bisa dilepaskan dari adanya faktor Presiden ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Perlu saya sampaikan bahwa sekarang ini siapapun bakal calon capresnya itu memang tidak bisa dipungkiri yang perlu dipertimbangkan kandidat pasangannya itu dari NU. Sedangkan Mbak Yenny salah satu putri Gus Dur yang sangat kuat melekat," kata Fahrul kepada ANTARA, Kamis.
Latar belakang itu tak dipungkirinya merupakan opsi strategis bagi Anies Baswedan untuk menggandeng wanita bernama Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid sebagai bacawapresnya.
Lebih lanjut, Yenny pun diyakininya punya potensi meraup potensi suara dari Nahdliyin.
"Jadi NU menjadi pertimbangan dan variabel saat ini yang sangat menentukan," ucapnya.
Fahrul mengatakan Yenny juga akan mudah diterima oleh semua kalangan, lantaran nama besar Gus Dur sebagai sosok yang dikenal menjunjung tinggi nilai kebhinekaan.
Selain itu, wanita kelahiran 1974 juga akan lebih mudah masuk ke kalangan milenial, apalagi di masa sekarang ini perhelatan politik tak bisa dilepaskan dari peran media sosial.
KPU mencatat jumlah pemilih milenial pada Pemilu 2024 mencapai 68.822.389 orang. Anies akan diuntungkan dengan potensi yang dimiliki oleh Yenny Wahid untuk meraup suara dari kategori tersebut.
"Karena kalangan milenial ini relatif lebih teredukasi, apalagi secara digital jadi melek digital dan ini menjadi lahan potensial bagi Mbak Yeni dan Pak Anies Baswedan," kata dia.
Fahrul menilai Yenny juga memiliki peluang untuk memenangkan hati para pemilih perempuan yang sebesar 102.588.719 orang pada Pemilu 2024.
"Seandainya Pak Anis Baswedan punya proyeksi untuk menggandeng Mbak Yenny, maka itu sangat strategis," ujar Fahrul.
Sementara, Fahrul tak memungkiri terdapat tantangan besar yang harus diperhatikan Anies Baswedan apabila hendak menjatuhkan pilihan pada Yenny Wahid pada Pilpres 2024.
"Mbak Yenny ini bukan orang partai walaupun dekat dengan NU, perlu dipertimbangkan penerimaan dari jajaran partai politik pengusung. Apakah sosok Mbak Yenny ini cukup mampu mengakomodasi partai-partai pengusung Anis Baswedan," kata dia.
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.