Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri mengatakan potensi ekspor tanaman hias asal kota ini cukup bagus dan besar sehingga harus bisa dimanfaatkan.
Kepala DKPP Kota Kediri M. Ridwan mengemukakan potensi ekspor tanaman hias di Kota Kediri sangat terbuka lebar, ditambah lagi penghobi dan pegiat tanaman hias di Kota Kediri sangat banyak. Selain itu, potensi Kota Kediri diprediksi akan semakin meningkat dikarenakan adanya bandara dan jalan tol.
"Hal ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kami dorong petani tanaman hias agar bisa ekspor. Selain itu, semakin berkembangnya teknologi informasi juga diharapkan bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk komunikasi saja, melainkan untuk promosi bisnis mereka agar semakin berkembang," katanya di Kediri, Senin.
Pihaknya mengadakan sosialisasi ekspor tanaman hias. Dalam sosialisasi tersebut, DKPP Kota Kediri menggandeng narasumber dari Balai Karantina Surabaya dan CV Kokonat Indonesia. Sosialisasi tersebut diikuti 20 petani tanaman hias Kota Kediri.
Ridwan menjelaskan, sosialisasi tersebut bertujuan untuk mewadahi serta menambah pengetahuan bagi petani tanaman hias yang sudah maupun belum pernah ekspor. Tidak hanya itu, selanjutnya kegiatan akan dilaksanakan dengan materi dan pembahasan yang lebih teknis.
"Di kesempatan ini, kami harapkan pelaku usaha bisa paham dan mengerti, bisa belajar dan akhirnya mereka bisa ekspor dan sharing ilmu dengan pelaku usaha yang lain. Pertemuan ini adalah awal, selanjutnya nanti akan ada pertemuan lanjutan bagaimana teknis untuk pengemasan, perizinan, kami undang juga badan atau dinas yang memiliki kewenangan," kata dia.
Ridwan berharap ke depan akan ada perkembangan positif dan semua pelaku usaha khususnya petani tanaman hias di Kota Kediri bisa menjadi eksportir.
Sementara Itu, Made A. D Widyadara dari CV Kokonat Indonesia memaparkan tentang strategi branding ekspor tanaman hias.
Dalam paparannya, Dara, sapaan akrabnya menjelaskan kondisi tanaman yang bisa dikirim untuk ekspor di antaranya harus sehat bebas dari tanah, hama, bakteri atau virus, lebih dari dua daun, dalam kondisi remaja sampai dewasa, dalam kondisi tidak busuk/cacat, memiliki akar yang banyak, bukan tanaman habis potong dan bukan tanaman yang dilarang atau dilindungi negara.
Dara menambahkan, dalam kurun waktu satu tahun mulai 2021 hingga 2022, Kediri mengekspor tanaman hias dalam bentuk bibit sebanyak 168 juta bibit dengan jenis dieskpor antara lain Aglaonema, Philodendron, Anthurium, Sansevieria, Palm, Epipremnum, Caladium, Alocasia, Monstera, Syngonium serta Calathea.
"Riset pasar itu penting karena hal ini bisa semakin membuka kesempatan dan peluang kita. Tidak ada yang sulit kalau kita niat pasti bisa, jadi go ekspor," kata Dara.
Gigih Mahayudin, salah satu peserta tanaman hias asal Lirboyo menceritakan dirinya mulai menggeluti usaha tanaman hias sejak lulus kuliah tiga tahun lalu.
Selama ini pemasaran usahanya masih mencakup wilayah Kota Kediri. Namun, saat ini usahanya bisa ekspor.
"Untuk ekspor sudah mulai sejak tahun 2020 akhir. Paling banyak kami ekspor ke Thailand dengan jenis tanaman Philodendron dan Alocasia. Harapannya dengan kegiatan ini semoga petani tanaman hias di Kota Kediri bisa bersatu dan ekspor bareng-bareng," kata Gigih.