Jombang (ANTARA) - Menunaikan ibadah haji adalah impian semua umat Muslim. Makin panjangnya antrean untuk keberangkatan ibadah haji, hingga 30 tahun, merupakan salah satu bukti tinggi animo masyarakat untuk menunaikan rukun Islam kelima itu.
Antrean sepanjang itu bisa menjadi masalah bagi seseorang yang usianya sudah lanjut atau lansia. Beruntungnya, saat ini Pemerintah mengutamakan calon haji yang sudah berusia lanjut untuk berangkat lebih awal.
Adalah Gemi, warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang berkesempatan untuk berangkat menunaikan ibadah haji Tahun 2023 ini. Usianya yang sudah 93 tahun tidak menyurutkan semangatnya untuk beribadah.
Perempuan yang akrab disapa Mbah Gemi ini adalah satu dari sekian jamaah calon haji yang berangkat haji tahun ini. Kendati sudah lanjut usia, ia terlihat sehat.
Mbah Gemi menceritakan perjuangannya untuk bisa mendaftar haji hingga keberangkatannya tahun ini. Pekerjaannya sehari-hari berjualan plastik dan gelang karet.
Sederhana memang, namun dari pekerjaan yang sederhana itu ternyata mampu mengantarkannya untuk pergi ke Tanah Suci Makkah.
Setiap hari, Mbah Gemi berjuang menjual dagangannya. Menyisihkan uang Rp10 ribu per hari dilakoninya. Uang itu disisihkan yang kemudian dibayarkannya untuk arisan. Setiap kali uang arisan didapatkannya, langsung dimasukkan ke bank agar tidak berkurang.
Dirinya telaten mengumpulkan Rupiah demi Rupiah dan keinginannya hanya satu, ingin bisa pergi haji.
Keinginan itu pun akhirnya terkabul. Tahun 2014, dirinya mendaftar haji dari uang tabungannya. Dengan uang Rp25 juta, Mbah Gemi sudah mendapat porsi haji.
Sesuai jadwal, keberangkatannya memang harus lama, yakni hingga 2031. Kendati saat itu harus menunggu lama, tidak menyurutkan niat Mbah Gemi untuk bisa berangkat haji.
Masa tunggu keberangkatan haji tidak menyurutkan semangat Mbah Gemi untuk terus mencari nafkah. Ia masih setia berjualan plastik dan karet gelang.
Mbah Gemi sadar, sebagai manusia harus tetap ikhtiar. Masalah rezeki, maut, dan lainnya adalah urusan Tuhan, sehingga ia pun dengan sabar melakoni pekerjaannya.
Gayung bersambut, tak perlu menunggu hingga tahun 2031, dirinya berangkat menunaikan ibadah haji.Tahun 2023 ini. Namanya tercatat dari 1.177 calon haji yang berangkat tahun 2023.
Mbah Gemi sangat bahagia dengan kesempatan itu. Demi bisa beribadah dengan baik, kesehatan tubuhnya juga terus dijaga, yakni dengan olahraga setiap hari.
Ia memilih jenis olahraga ringan untuk menjaga kebugaran tubuhnya, seperti berjalan kaki.
Cerita perjuangan lansia bisa berangkat haji tahun ini juga dialami oleh Mbah Badiah. Usianya yang sudah 92 tahun tidak menyurutkan semangatnya untuk berangkat haji tahun ini.
Mbah Badiah adalah jamaah calon haji asal Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Ia mendaftar haji pada 2013 di salah satu bank wilayah Kediri.
Harusnya, ia juga berangkat haji pada 2031, tapi atas karunia Tuhan, dirinya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini bersama dengan Mbah Gemi.
Perjuangan Mbah Badiah juga tidak mudah untuk bisa berangkat haji. Pekerjaan berjualan sayur dilakoninya setiap hari. Keuntungan yang didapatkan disisihkan untuk disimpan.
Pendapatan dari berdagang itu disisihkan kemudian ditabung di salah satu bank, dan setelah cukup, ia kemudian mendaftar.
Mbah Badiah bukan tanpa rintangan dalam beraktivitas sehari-hari. Dirinya pernah kecelakaan saat masih berjualan sayur, hingga membuatnya trauma.
Kini, usaha berjualan sayur itu dihentikannya. Ia beralih berjualan aneka macam camilan di depan rumah.
Usia yang hampir satu abad itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus beraktivitas. Dengan ketelatenan, akhirnya ia pun tetap bisa mengumpulkan pundi-pundi Rupiah. Kendati sudah mendapatkan kursi haji, tak menyurutkan langkahnya untuk tetap bekerja dan berusaha.
Bagi Mbah Badiah, bekerja adalah bentuk ucapan syukur atas rezeki dan kesehatan yang diberikan Tuhan.
Segala persiapan dan latihan manasik haji pun juga dilakoninya bersama-sama dengan rekan yang memang satu angkatan.
Selain tetap menjaga kesehatan fisik, persiapan baju seragam pun kini siap. Sejumlah baju batik yang diberikan juga sudah dijahit rapi.
Kendati tanpa pendamping, Mbah Badiah tidak takut. "Berangkat bersama malaikat," katanya, dalam perbincangan dengan ANTARA.
Dalam keseharian, selain berjualan juga diisi dengan kegiatan mengaji. Kendati pendengarannya agak terganggu, ia masih sangat hafal bacaan Al-Quran.
Setiap bulan, ia bisa hatam 30 Juz Al Quran.
Ia pun mengajak kepada kawula muda untuk juga tetap bersemangat dan tetap mengaji.
Mustagfiroh, putri dari Mbah Badiah, mengatakan kondisi kesehatan ibunya memang tidak bisa sehat 100 persen, seperti saat muda. Di usianya yang sudah lanjut, ibunya memiliki riwayat kolesterol dan asam urat tinggi.
Ia pun sudah memeriksakan kesehatan ibunya ke dokter dan diberi obat. Kini, kolesterol dan asam urat ibunya sudah normal lagi.
Demi menjaga kesehatan ibunya, berbagai obat juga sudah disiapkan di koper yang akan dibawa ibunya. Ia pun selalu mengingatkan kepada ibunya untuk menjaga kesehatan, sehingga nantinya bisa pulang dalam keadaan sehat. Selain obat, berbagai keperluan lainnya juga disiapkan.
Jamaah lansia
Kementerian Agama Kabupaten Jombang mengungkapkan bahwa terdapat 1.177 orang yang dijadwalkan akan berangkat haji tahun 2023 ini. Mereka terbagi dalam tiga kloter.
Dari 1.177 calon haji itu, diketahui terdapat 30 persen yang usianya sudah lanjut. Mereka juga mendapatkan prioritas pengawasan dari petugas haji, sebab usianya yang sudah tidak muda.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Jombang Muhajir meminta jamaah calon haji mewaspadai cuaca yang cukup ekstrem di Tanah Suci. Mereka harus membiasakan diri dengan cuaca panas dan bersiap menghadapinya, termasuk banyak mengonsumsi air putih.
Dehidrasi bisa saja terjadi pada jamaah karena kurang air putih. Untuk itu, di segala kesempatan jamaah diimbau agar tetap membawa air putih.
Kemenag juga sudah meminta kepada petugas kloter agar sigap membantu jika ada jamaah yang membutuhkan bantuan.
Kemenag juga menyampaikan ke agen manasik agar sesama jamaah saling membantu dan membantu yang lansia agar ibadahnya lancar.
Kemenag Kabupaten Jombang pun telah menggelar manasik haji untuk persiapan bagi jamaah calon yang hendak berangkat ke Tanah Suci. Jamaah juga diberi wejangan saat menunaikan ibadah haji, termasuk saat menginap di Mina.
Jamaah juga diperlihatkan praktik cara tidur saat bermalam di alam terbuka, termasuk hanya diperbolehkan membawa alas seadanya sambil tidur hanya dengan pakaian ihram.
Dengan segala persiapan fisik dan psikis itu, jamaah bisa berangkat dan pulang kembali ke Tanah Air dalam kondisi sehat dan selamat.