Kediri (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kediri berkomitmen menekan kasus penyakit tuberkulosis (TBC) di wilayah setempat sehingga menjadi salah satu target prioritas dan mampu menanganinya
“Untuk dapat menemukan kasus TBC di Kota Kediri telah membentuk kader Kilisuci yang terdiri dari 1.870 kader," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr Fauzan Adima kepada wartawan di Kediri, Jumat.
Tercatat pada tahun 2022 Dinas Kesehatan Kota Kediri bersama Kader Kilisuci telah menemukan 1.131 kasus TBC.
Sementara ini Tahun ini, kami berhasil menemukan 143 kasus TB dengan rincian 139 kasus TB sensitifobat dan delapan kasus TBC kebal obat.
Fauzan juga menjelaskan, pasien TBC yang sudah ditemukan harus menjalani pengobatan minimal enam bulan dan satu bulan untuk pasien TBC dengan penyakit tambahan seperti diabetes, paru-paru.
“Lama pengobatan juga tergantung kondisi masing-masing pasien,” ujarnya.
Sementara berdasarkan data online SITB , saat ini pasien yang menjalani pengobatan sebanyak 652 orang, yang sudah selesai 581 kasus. pengobatan (sembuh dan pengobatan lengkap) serta 49 kasus meninggal dunia
Asisten Pemerintahan Umum Provinsi Jawa Timur Akhmad Jazulisementara di Kediri menyebutkan bahwa Provinsi Jawa Timur saat ini merupakan penemuan kasus TBC terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat.
“Memang di Jatim banyak masyarakatnya. Padahal peningkatan kasus TBC yang ditemukan seharusnya menimbulkan semangat untuk penanganannya ,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai komitmen pemerintah untuk mencapai pemberantasan TBC pada tahun 2030, maka pada 2 Agustus 2021 telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang pengendalian TBC.
Strategi penanggulangan TBC yang pertama dalam Perpres ini adalah penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota hingga tingkat kecamatan dan desa.
“Ini komitmen. Sebagus apapun programnya, berapapun dana yang dikucurkan, kalau tidak ada komitmen dan unsur pimpinan sangat sulit untuk dilaksanakan,” tutur Akhmad Jazuli.