Oleh Zumrotun Solicha Jember - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII Kebun Glantangan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, terus melakukan inovasi untuk membuka peluang bisnis agrowisata di kawasan tersebut. Menyusuri sepanjang Desa Glantangan, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember terasa sejuk karena kanan kiri jalan desa setempat penuh dengan kebun karet, sehingga perjalanan tidak terasa melelahkan. Di tengah-tengah kebun karet itu, terdapat sebuah objek wisata yang dikenal dengan Wisata Agro Glantangan (WAG) yang dibuka sejak September 2009. Dulu, lokasi objek wisata itu adalah sebuah kebun binatang bernama Taman Tirtosari yang memiliki sejumlah hewan langka seperti macan, buaya, rusa, dan monyet yang diambil langsung dari kawasan hutan setempat. Namun, PTPN XII merasa kewalahan untuk memelihara sejumlah hewan liar itu, sehingga binatang tersebut dipindahkan ke Kebun Binatang Surabaya, agar lebih terawat dan terpelihara dengan baik. Selanjutnya lokasi tersebut diubah menjadi sebuah objek wisata yang murah meriah untuk hiburan masyarakat sekitar pada awal tahun 2009, namun dibuka untuk masyarakat umum pada September 2009. Manajer Wisata Agro Glantangan, Widji Hariyanto, mengatakan agrowisata di Glantangan belum memiliki fasilitas yang lengkap karena baru beroperasi dua tahun, namun ke depan pembenahan dan perbaikan sarana hiburan akan dikembangkan untuk menarik wisatawan. "Sejumlah fasilitas yang sudah ada yakni sepeda air (water cycle), kolam renang anak-anak, 'flyng fox', kereta wisata dan berkendara menggunakan ATV. Pada hari-hari tertentu disediakan kuda untuk mereka yang ingin mengendarai kuda," tuturnya. Harga tiket masuk Wisata Agro Glantangan cukup murah dan terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah yakni Rp1 ribu per orang, tiket parkir sepeda motor sebesar Rp1 ribu dan parkir mobil sebesar Rp2 ribu. "Kalau dua orang dengan menggunakan sepeda motor dikenakan tiket Rp3 ribu, itu cukup murah untuk menikmati objek wisata di kawasan kebun Glantangan," katanya. Wisata Agro Glantangan dilengkapi dengan sebuah kolam air mirip rawa-rawa yang dihiasi dengan tanaman teratai berwarna merah muda terlihat cukup cantik dan membuat suasana agrowisata tersebut semakin indah. Kolam air tersebut dipergunakan untuk wahana permainan sepeda air yang bentuknya seperti bebek dengan cat warna-warni yang unik, sehingga wisatawan nyaman untuk menggunakan sepeda air berkeliling kolam air nan indah itu. "Pengunjung bisa menikmati pemandangan alam sekitar kolam yang dihiasi dengan teratai sekaligus berolahraga dengan bebek tiruan nan cantik tersebut," tuturnya. Untuk menikmati permainan sepeda air itu, wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya terlalu banyak karena tarifnya cukup terjangkau yakni Rp4 ribu untuk satu kali putaran mengelilingi kolam yang dihiasi bunga teratai itu. "Permainan yang paling digemari wisatawan di sini memang sepeda air karena sebagian besar pengunjung datang ke agrowisata Glantangan bersama anak-anak mereka," paparnya, menjelaskan. Sementara salah seorang pengunjung, Nur Hasanah mengatakan Wisata Agro Glantangan menjadi salah satu alternatif objek wisata yang dikunjungi keluarganya karena murah meriah. "Banyak objek wisata yang menarik di Jember, namun harga tiketnya terlalu mahal bagi kami yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani," tutur warga asal Kecamatan Mumbulsari itu. Menurut dia, wahana permainan yang disediakan seperti sepeda air harga tiketnya juga terjangkau yakni Rp4 ribu untuk sekali putaran, sehingga tidak terlalu berat untuk masyarakat kurang mampu yang ingin berlibur bersama keluarga. "Saya berharap pihak pengelola menambah sejumlah fasilitas permainan anak-anak, sehingga wahana permainan semakin lengkap di sini," ucapnya, berharap. Permainan "Outbond" Bagi wisatawan yang ingin bermain "outbond" yang lebih menantang, di Wisata Agro Glantangan disediakan permainan "flying fox" dan sepeda motor ATV. Menurut Manajer Wisata Agro Glantangan, Widji Hariyanto, permainan flying fox sepanjang 120 meter, dengan ketinggian 15 meter juga mendapat respon yang baik dari pengunjung. "Banyak pengunjung yang tertarik mencoba bermain flying fox karena menantang dan area itu berada di atas kolam air yang digunakan untuk bermain sepeda air," tuturnya. Ia menjelaskan, pihak PTPN XI Kebun Glantangan benar-benar memperhatikan soal keamanan dan keselamatan pengunjung yang bermain flying fox, sehingga sejumlah petugas khusus ditempatkan di area flying fox. "Ada persyaratan khusus untuk permainan flying fox itu yakni wisatawan memiliki berat badan maksimal 90 kilogram, kalau lebih dari itu tidak diperkenankan bermain flying fox," ujarnya, menjelaskan. Pengunjung yang bermain flying fox harus membayar tiket permainan sebesar Rp10 ribu per orang, dengan dipandu oleh seorang instruktur khusus yang menguasai permainan tersebut. Selain itu, pengunjung juga bisa outbond dengan menggunakan fasilitas motor ATV untuk berkeliling Wisata Agro Glantangan seluas 3 hektare yang masih asri. Ada beberapa kategori untuk permainan motor ATV yakni kategori jarak pendek, jarak menengah dan jarak jauh. Kategori jarak pendek menggunakan motor bernama X-Skrim dan Vulkan yang merupakan motor 110 cc yang cukup beragam. Sedangkan jarak menengah bisa ditempuh dengan motor yang sama atau motor dengan cc yang lebih tinggi, dan jarak jauh menggunakan motor jenis buxi dan bomber dengan mesin 250 cc. "Yang membedakan jarak pendek, jarak menengah dan jarak jauh yakni jarak tempuh arena outbound dan tantangan yang akan dilalui. Jarak tempuh yang jauh akan melewati sederetan hutan bambu dan jalan yang cukup berbukit-bukit, sehingga memacu adrenalin," paparnya. Tiket permainan motor ATV bervariasi yakni sebesar Rp5 ribu hingga Rp15 ribu untuk ATV dengan jarak tempuh pendek hingga jarak tempuh jauh. Pengunjung juga bisa menikmati kereta wisata yang berkeliling di kebun hingga padang golf Glantangan untuk melihat sejumlah buruh kebun menyadap karet. Nah, bagi anda yang singgah di Kabupaten Jember, tidak ada salahnya anda mencoba mengunjungi objek wisata murah meriah yang berada di Desa Glantangan, Kecamatan Tempurejo atau 35 km dari kota Jember.
Wisata Agro Glantangan
Jumat, 22 Juli 2011 9:05 WIB