New York (ANTARA) - Harga minyak naik sekitar satu persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah membukukan kerugian dua hari terbesar untuk awal tahun dalam tiga dasawarsa, dengan data AS yang menunjukkan persediaan bahan bakar lebih rendah memberikan dukungan dan kekhawatiran ekonomi membatasi kenaikan.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari terangkat 83 sen atau 1,14 persen, menjadi menetap pada 73,67 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret bertambah 85 sen atau 1,09 persen, menjadi ditutup pada 78,69 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Penurunan besar dalam dua hari sebelumnya didorong oleh kekhawatiran tentang resesi global, terutama menyusul melemahnya tanda-tanda ekonomi jangka pendek di dua konsumen minyak terbesar dunia, Amerika Serikat dan China.
Persediaan sulingan AS turun lebih besar dari yang diperkirakan karena badai musim dingin melanda Amerika Serikat pada akhir Desember, data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan pada Kamis (5/1/2023).
Stok bensin AS turun 346.000 barel pekan lalu, Badan Informasi Energi mengatakan, dibandingkan dengan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 486.000 barel.
Stok sulingan, yang meliputi solar dan minyak pemanas, turun 1,4 juta barel dalam sepekan, dibandingkan ekspektasi penurunan 396.000 barel, data EIA menunjukkan.
"Dampak badai selama periode waktu itu ditampilkan secara penuh di sini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Penurunan kumulatif kedua kontrak acuan lebih dari 9,0 persen pada Selasa (3/1/2023) dan Rabu (4/1/2023) adalah kerugian dua hari terbesar pada awal tahun sejak 1991, menurut data Refinitiv Eikon.
Pendukung harga pada awal sesi adalah pernyataan dari operator jalur pipa AS Colonial Pipeline, yang mengatakan Jalur 3 telah ditutup untuk pemeliharaan tak terjadwal dengan dimulainya kembali lini produk pada 7 Januari.
Tamas Varga dari broker minyak PVM mengatakan rebound harga di awal sesi disebabkan penutupan pipa dan menambahkan: "Tidak ada keraguan bahwa tren yang berlaku turun; ini adalah sebuah bear market."
Mencerminkan penurunan jangka pendek, kontrak terdekat dari dua harga acuan diperdagangkan dengan diskon untuk bulan depan, struktur yang dikenal sebagai contango.
Pada Rabu (4/1/2023), angka-angka yang menunjukkan manufaktur AS berkontraksi lebih lanjut pada Desember menekan harga, begitu pula kekhawatiran tentang gangguan ekonomi karena COVID-19 menyebar di China, yang tiba-tiba menurunkan pembatasan ketat pada perjalanan dan aktivitas.