Kediri - Kericuhan mewarnai pertandingan sepak bola antara tim Kota Pasuruan melawan Kota Malang dalam kompetisi grup D pada babak enam besar Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim ke-3 di Stadion Brawijaya, Kediri, Sabtu petang. Dalam pertandingan itu, skor keduanya berimbang, 1-1. Dari Kota Pasuruan, gol disumbang oleh Fajar Cahyo Wibowo di menit ke-89 lewat tendangan penalti, sedangkan gol dari Kota Malang disumbang Joko Prayitno di menit ke-72. Pertandingan babak pertama, upaya untuk mencuri poin di antara keduanya juga nihil. Lini belakang cukup tangguh, hingga beberapa kali kesempatan tim Kota Pasuruan menjebol pertahanan tim Kota Malang yang dijaga kiper Andri Susanto akhirnya kandas. Hingga turun minum, skor keduanya masih 0-0. Memasuki babak kedua, tempo permainan di antara keduanya meningkat. Akhirnya, tim Kota Malang berhasil merobek gawang Pasuruan Kota yang dijaga Angga Saputro lewat tendangan bebas, sehingga skor berubah menjadi 0-1. Tertinggal satu poin, Kota Pasuruan melancarkan serangan, namun upaya mereka merobek gawang lawan gagal. Setelah pemainnya dijatuhkan di kotak terlarang, hingga terjadi penalti, maka Fajar melakukan eksekusi dan terjadilah gol di menit ke-89. Pemberian hadiah penalti bagi Kota Pasuruan itu menimbulkan ketidakpuasan pemain Kota Malang. Mereka sempat protes dan terjadi baku hantam antarpemain. Bahkan, beberapa ofisial juga ikut masuk ke lapangan. Pertandingan sempat berhenti tiga menit, hingga akhirnya kembali dilanjutkan, namun baku hantam kembali terjadi ketika tim Kota Malang menjegal tim Kota Pasuruan. M Zulrfri Dwi, yang merupakan pemain nomor punggung lima di Kota Pasuruan sempat memberikan pukulan kepada pemain Kota Malang, tetapi wasit justru memberikan kartu kuning kepada M Zamnur, pemain Kota Malang. Ia mendapat kartu kuning dobel, hingga mendapat kartu merah. Hal itu memicu kemarahan para pemain dan ofisial dari Kota Malang. Wasit Halim dari Surabaya sempat menjadi korban pemukulan pemain dari Kota Malang, hingga ia dibawa lari petugas ke luar lapangan. Pengawas pertandingan, Hartono dari Surabaya sempat melakukan pertemuan di antara keduanya untuk mencari jalan keluar terbaik. Ia akhirnya meminta kedua tim untuk membuat kesepakatan, untuk diundi bertanding pada Minggu (17/7) atau Senin (18/7), tetapi tidak ada jalan keluar. Suasana pengundian sempat tegang, ketika pengawas pertandingan langsung melempar koin, tanpa memberi penjelasan tentang pilihan. Hingga akhirnya, pertemuan keduanya digelar tertutup di ruang khusus. "Pengawas pertandingan dan wasit tidak tegas. Kami sudah pilih, tetapi kenapa tidak tegas," kata pelatih Kota Pasuruan, Sujito. Dalam pertandingan itu, terjadi hujan kartu kuning. Wasit mengeluarkan enam kartu kuning, satu untuk pemain Kota Pasuruan, Lukmanul Hakim di menit ke-9 dan lima untuk Kota Malang. Pemain Malang yang menerima kartu kuning, yaitu Eko Zunaedi menit ke-18, Ahmad Ramdani menit ke-21, M Zamnur menit ke-47 dan 90, dan Nur Akbar Jawara menit ke-62.
Berita Terkait
Pemkot Surabaya bantu tujuh pedagang korban kericuhan demonstrasi
4 September 2025 19:39
Khofifah ajak warga Jatim hidupkan siskamling jaga daerah kondusif
2 September 2025 12:38
Khofifah pastikan pembelajaran di Jatim tetap terlindungi
1 September 2025 15:46
Ribuan massa penuhi kawasan depan Gedung Negara Grahadi
30 Agustus 2025 21:50
Polisi pastikan anak-anak yang terlibat aksi di Kota Malang bebas
30 Agustus 2025 17:13
RSSA Malang sempat terdampak asap gas air mata saat kericuhan demo
30 Agustus 2025 14:17
TNI ajak demonstran di Mako Brimob berdialog dan hentikan pelemparan
29 Agustus 2025 10:54
Kericuhan warga meluas ke Jalan Raya Otista Jaktim
29 Agustus 2025 09:45
