Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengungkapkan calon kepala Staf TNI Angkatan Laut (kasal), yang akan menggantikan Laksamana Yudo, merupakan jenderal bintang tiga.
"Calonnya yang jelas bukan dari bintang satu, bukan dari bintang dua; tetapi dari bintang tiga," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi melantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI, Senin, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 91 TNI tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan pada 19 Desember 2022.
Yudo Margono sebelumnya menjabat sebagai Kasal.
"Nanti kalau sudah (ditetapkan calonnya), akan segera dilantik," tambah Jokowi.
Sementara itu, Yudo Margono mengatakan sosok yang akan menggantikan posisinya sebagai kasal sepenuhnya merupakan pilihan Presiden Jokowi.
"Tadi disampaikan Bapak Presiden (Jokowi), beliau yang punya hak prerogatif. Sudah dijelaskan bukan bintang satu, bukan bintang dua, yang jelas dari (TNI) Angkatan Laut," kata Yudo.
Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, tahun 1965 tersebut merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-33 pada 1988. Artinya, Yudo hanya memiliki waktu efektif selama sekitar satu tahun sebagai panglima TNI, sebelum memasuki usia pensiun, yaitu 58 tahun, pada 2023.
"Saya dari dulu tidak pernah berpikir tentang masa jabatan berapa lama, berapa panjang, yang penting kami melaksanakan tugas yang dibebankan kepada kami," ungkap Yudo.
Dia akan berupaya seoptimal mungkin untuk bekerja selama menjabat sebagai panglima TNI.
"Seperti tadi yang disampaikan oleh Pak Presiden, kalau masa jabatan ya terserah kan sudah ada batasnya masing-masing. Kalau hanya berpikir 'aku hanya setahun', kami nanti tidak akan optimal bertugas. Sudah, kami melaksanakan tugas secara optimal saja," jelasnya.
Yudo pernah dipercaya untuk mengemban jabatan sebagai Panglima Komando Armada I yang menduduki wilayah laut Indonesia bagian barat (2018-2019).
Yudo pun kembali ditunjuk sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, yang merupakan komando utama operasi Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (2019-2020).
Saat menjabat sebagai Pangkogabwilhan I, dengan pangkat bintang tiga atau laksamana madya, Yudo mampu meredam ketegangan di wilayah Natuna, Kepulauan Riau, karena adanya pelanggaran oleh kapal nelayan China pada 2020.
Yudo pun terlibat dalam pemulangan warga negara Indonesia (WNI) dari China ke Tanah Air dan pembangunan rumah sakit darurat untuk pasien COVID-19 di Pulau Galang dan Wisma Atlet. Dengan prestasinya itu, Yudo kemudian dipercaya untuk mengemban sebagai Kasal pada 2020.
Untuk diketahui, saat ini setidaknya ada sembilan orang jenderal bintang tiga TNI yang berpeluang menggantikan Yudo Margono sebagai kasal.
Mereka adalah Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono (57 tahun) saat ini menjabat Wakil Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Herru Kusmanto (56 tahun) saat ini menjabat Panglima Komando Armada (Pangkoarmada), Laksamana Madya TNI Nurhidayat (56 tahun) saat ini adalah Komandan Pusat Hidro-Oseanografi AL, dan Letnan Jenderal TNI (Mar) Suhartono (56 tahun) saat ini Komandan Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan (Kodiklatal) TNI AL.
Kemudian, Letnan Jenderal TNI (Mar) Bambang Suswantono (57 tahun) saat ini Irjen TNI, Laksamana Madya TNI Muhammad Ali (55 tahun) saat ini menjabat Pangkogabwilhan I, Laksamana Madya TNI Aan Kurnia (57 tahun) saat ini adalah Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Laksamana Madya TNI Harjo Susmoro (57 tahun) yang merupakan Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), serta Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian (57 tahun) selaku Rektor Universitas Pertahanan (Unhan).