Tulungagung (ANTARA) - Ratusan peserta dari ibu-ibu di Tulungagung mengikuti pelatihan pengembangan usaha olahan ikan yang digelar kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Komisi IV DPR RI.
Dari Kementerian Kelautan dan Perikanan diwakili oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan yang memberikan pelatihan olahan ikan.
Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi Ahmad Subijakto mengatakan pelatihan ini digelar sebagai upaya memberikan masukan inovasi baru pengolahan produk dari bahan baku ikan.
"Nanti dari produk itu bisa masuk pasar dengan inovasi produksi olahan ikan ini. Larisnya usaha yang beredar ini, diharapkan nanti bisa menjadikan Indonesia dapat pulih lebih cepat, bangkit dari pandemi COVID-19," kata Ahmad Subijakto yang memberikan sambutan secara daring, Senin.
Kegiatan pelatihan ini memang digelar secara daring kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Komisi IV DPR RI.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini yang juga hadir secara daring mengatakan ikan adalah salah satu lauk dengan gizi yang baik dan bisa diolah menjadi beragam makanan. Selama ini, ikan banyak diolah dengan cara digoreng, dipepes, namun ikan juga bisa dimasak dengan beragam menu lainnya.
"Kalau digoreng, dipepes, kurang menarik, sehingga dengan variasi pelatihan dengan bahan baku ikan ini pastinya lebih banyak, variatif dan diminati. Saya apresiasi pelatihan ini untuk menggiatkan konsumsi ikan dan bisa menjadi sumber perekonomian juga," kata Anggia.
Ia mengatakan, untuk pengolahan ikan juga nantinya bisa zero waste, sehingga semua dari bahan baku bisa diolah. Untuk kulit ikan bahkan tulang bisa dijadikan kerupuk, daging diolah menjadi beragam makanan.
"Nilai ekonomi ini bisa dimanfaatkan maksimal. Saya berharap dengan pelatihan ini, nantinya peserta bisa memanfaatkan dengan maksimal. KKP ada program zero waste, jadi tidak ada yang dibuang. Ini keterampilan penting untuk semua guna mendapatkan nilai tambah," kata Anggia yang juga Ketua Umum PP Fatayat NU tersebut.
Pelatihan ini memang diselenggarakan menggunakan metode Blended Online Training, yang artinya para peserta pelatihan memperoleh materi secara daring. Peserta juga melaksanakan praktik secara luring didampingi oleh para penyuluh dan diinstruksikan pelatih secara daring.
Metode tersebut juga efektif dilaksanakan, karena para peserta selain menerima teori juga melaksanakan kegiatan praktik secara langsung sehingga ada transfer keterampilan dari para pelatih kepada para peserta secara langsung walaupun tidak bertatap muka.
Selain itu keterampilan yang telah ditransfer tersebut akan diasah terus menerus dengan pendampingan dari para penyuluh perikanan.
Harapan dari kegiatan pelatihan ini masyarakat akan mendapatkan bekal keterampilan yang dapat digunakan dalam kegiatan usaha bidang kelautan dan perikanan.
Dalam kegiatan ini, peserta mendapatkan beragam resep masakan seperti scotel ikan, mini crispy ikan, siomai ikan, hingga cheese ball ikan. Para peserta juga diberikan informasi cara membuat, hingga membuat kalkulasi soal keuangan dan harga jual.
Kegiatan ini digelar dua hari, mulai Senin-Selasa (17-18/10) di PCNU Kabupaten Tulungagung.
Siti Julaikah, salah seorang peserta mengaku senang bisa ikut kegiatan ini. Ia banyak mendapatkan informasi tentang olahan ikan dan menarik untuk dicoba.
"Ini menarik bisa untuk makan keluarga dan bisa menjadi ladang usaha juga," kata Siti.