Surabaya (ANTARA) - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Prof. Dr. dr. Yudi Her Oktaviono, Sp.JP(K) menyampaikan peringatan Hari Jantung se-Dunia menjadi salah satu cara mengingat serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan penyakit kardiovaskular (jantung).
"Ini upaya meningkatkan kesadaran akan hidup sehat dan pengetahuan terhadap kesehatan jantung," ujarnya di sela Peringatan Hari Jantung se-Dunia di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Minggu.
Pada peringatan yang digelar melalui kegiatan bertajuk "World Heart Day/Indonesia Heart Bike 2022" tersebut, dilaksanakan gowes atau bersepeda bersama, senam, skrining kesehatan jantung oleh Fakultas Kedokteran Unair serta pemeriksaan laboratorium gratis dari Laboratorium Mitra Utama Jombang.
Baca juga: Penyakit jantung dapat di deteksi dini dan intervensi tepat
Selain itu, terdapat pelatihan bantuan hidup dasar yang dipandu dokter-dokter spesialis jantung dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dan pembuluh darah kepada ratusan peserta.
Peserta juga membentuk formasi hati (heart) serta angka 77 sebagai kado spesial bagi Hari Ulang Tahun Pemerintah Provinsi Jawa Timur Ke-77.
"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini dapat menggerakkan seluruh lapisan masyarakat untuk mengubah pola hidup sehingga angka penyakit jantung menurun," ucap Prof Yudi.
"Saya berharap kegiatan ini dapat kami adakan secara berkesinambungan ke depannya," tambah Kepala Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Unair - RSUD Dr Soetomo Surabaya tersebut.
Sementara itu, kegiatan yang diketuai dr Agus Subagjo SpJP (K) tersebut digelar oleh Yayasan Jantung Indonesia dengan Departemen/KSM Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK UNAIR - RSUD Dr Soetomo, dan PERKI Cabang Surabaya yang bekerja sama dengan Pemprov Jatim, Ikatan Dokter Indonesia serta Ikatan Alumni (IKA) Unair.
Berdasarkan data yang dimilikinya, penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi ancaman dan menjadi penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun.
Satu orang dari 1.000 orang berisiko mengalami serangan jantung dan sekitar 11 persen penderita berisiko meninggal.
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan setidaknya 15 dari 1.000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Tidak hanya menyerang orang lanjut usia, penyakit ini juga sering menyerang kelompok usia produktif sehingga mortalitasnya menyebabkan beban ekonomi dan sosial terhadap masyarakat.
Penyakit jantung memiliki banyak penyebab mulai dari kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi dan obesitas, hingga polusi udara.
Wakil Sekretaris Jenderal Yayasan Jantung Indonesia Novi Ariwibowo menyampaikan dalam peringatan Hari Jantung se-Dunia tahun ini dilakukan berbagai kegiatan bertajuk "Indonesia Heart Bike 2022".
"Dua tahun lalu kami mengadakannya secara virtual, tahun ini diadakan secara hybrid dengan kick off di delapan kota di Indonesia yaitu Surabaya, Bandung, Denpasar, Malang, Makassar, Semarang, Medan, dan Jakarta," katanya.
Pada kesempatan sama, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa Hari Jantung se-Dunia adalah cara paling ideal untuk menyoroti tenang masalah penyakit jantung dengan berpikir secara global dan bertindak secara lokal.
"Semua orang mulai dari pembuat kebijakan dan profesional kesehatan hingga seluruh lapisan masyarakat diundang untuk terlibat. Jadi, rayakan dengan rutin melakukan skrining kesehatan jantung dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat," tuturnya.(*)
Baca juga: Dubes: Ketua Dewan Pers meninggal karena serangan jantung
Peringatan Hari Jantung se-Dunia jadi pengingat kesadaran cegah "kardiovaskular"
Minggu, 25 September 2022 10:25 WIB
Ini upaya meningkatkan kesadaran akan hidup sehat dan pengetahuan terhadap kesehatan jantung