Surabaya (ANTARA) - Program "Dandan Omah" atau perbaikan rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Kota Surabaya, Jawa Timur, melibatkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai pekerja bangunan.
Program tersebut menargetkan 800 unit rumah dengan prioritas MBR yang tersebar di 154 kelurahan di Kota Surabaya.
Lewat program tersebut, Pemkot Surabaya melibatkan warga sekitar, seperti yang dilakukan di Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya.
"Program 'Dandan Omah' di Kelurahan Karangpoh menyasar 10 unit rumah dengan lima unit yang telah selesai. Bahkan, para pekerja bangunan yang dilibatkan adalah warga MBR sekitar," kata Camat Tandes Kota Surabaya Ahmad Yardo Wifaqo di Surabaya, Rabu.
Selain itu, "Dandan Omah" mampu menyerap 3.200 tenaga kerja yang merupakan warga di wilayah sekitar.
Yardo berharap para penerima manfaat bisa mulai melakukan aktivitas lainnya untuk meningkatkan taraf hidup.
Seluruh elemen masyarakat, mulai dari RT/RW, LPMK, hingga Kader Surabaya Hebat (KSH) bisa bergotong-royong untuk saling memberikan informasi tentang keadaan masyarakat sekitarnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan sebanyak 800 rutilahu tersebut merupakan sebagian dari 3.450 jumlah total usulan RT/RW yang disampaikan melalui kelurahan dan kecamatan.
Sedangkan, lanjut dia, untuk anggaran pada tiap unit rumah sebesar Rp35 juta.
"Tahun 2022, 'Dandan Omah' menyasar 800 unit rumah. Sementara untuk sisanya, Insya Allah tahun depan kami selesaikan semua," katanya.