Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengunjungi dua orang warga lanjut usia yang hidup sebatang kara di Desa Paspan, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Dua orang lansia tersebut, yakni Mariyatun (83) dan Amenah (85), yang selama ini tinggal seorang diri dan tak memiliki seorang pun sanak kerabat. Bahkan, rumahnya pun masih menumpang di lahan orang lain.
"Kami mengunjungi Mbah Mariyatun dan Mbah Amenah ini untuk memastikan kedua orang lansia ini mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah," ujar Bupati Ipuk.
Walaupun hidup sebatang kara, kedua lansia yang rumahnya berdekatan itu telah mendapatkan sejumlah program bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah, di antaranya Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dan juga program Rantang Kasih, program pemberian makanan siap saji dari pemerintah daerah.
"Alhamdulillah kondisi mereka baik. Terima kasih petugas kesehatan yang rutin memeriksa, petugas desa, petugas dari Kemensos, yang sudah banyak membantu. Mohon keikhlasannya untuk terus memantau dan mendampingi mereka," katanya.
Selain memastikan telah mendapatkan bantuan dari pemerintah, Bupati Ipuk juga memantau kelayakan tempat tinggal kedua orang lansia itu. Kemudian ia memerintahkan kepada jajaran terkait untuk melakukan perbaikan dan penambahan kamar mandi.
"Ini nanti kamar mandinya diperbaiki. Lantainya diplester ya," kata Ipuk kepada jajarannya.
Tidak hanya itu, pemerintah desa setempat juga menambahinya dengan tempat tidur yang baru.
Dengan penanganan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pemerintah desa/kelurahan, Bupati Ipuk berharap tidak ada lagi sampai ada lansia miskin sebatang kara yang terlantar di Banyuwangi.
"Penanganan warga miskin dan lansia sebatang kara wajib dilakukan sinergi oleh lintas perangkat daerah. Camat maupun kepala puskesmas wajib berkoordinasi dengan kepala desa dan lurah untuk terjun langsung memantau warganya yang miskin dan sebatang kara," katanya.
Penanganan warga miskin dan lansia sebatang kara merupakan salah satu concern kepemimpinan Bupati Ipuk. Berbagai pelatihan kewirausahaan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan warga prasejahtera yang masih berusia produktif. Sejumlah program padat karya juga digalakkan agar dapat menyerap tenaga kerja.
Sedangkan bagi warga miskin yang sudah tidak produktif karena telah lanjut usia dan hidup sebatang kara akan mendapatkan program Rantang Kasih. Selain itu, juga dilakukan aksi jemput bola dari Puskesmas terdekat untuk memantau kesehatannya.
"Jika ada warga miskin atau lansia sebatang kara yang terlantar, segera laporkan ke kepala desa, lurah atau camat. Jika tak segera mendapatkan respon, laporkan langsung ke saya. Bisa langsung kontak di media sosial saya. Kami telah menerapkan SOP, maksimal laporan harus segera ditangani dalam waktu empat jam," ucapnya.
Kepala Bappeda Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo Wicaksono mengemukakan pada masa pandemi semua daerah se-Indonesia tingkat kemiskinannya naik.
"Kita semua bekerja agar di Banyuwangi kenaikan kemiskinan tidak signifikan. Maka kami fokus di UMKM dan ekonomi arus bawah. Hasilnya, tingkat kenaikan kemiskinan Banyuwangi selama pandemi 2020-2021 hanya 0,01 persen, termasuk tingkat kenaikan terendah di Jatim," tuturnya. (*)