Jakarta (ANTARA) - Teknologi offside semi-otomatis akan digunakan pada Piala Dunia tahun ini, menjanjikan keputusan yang lebih akurat dan jauh lebih cepat, kata badan sepak bola dunia FIFA, Jumat.
Dalam apa yang bisa dianggap sebagai perkembangan luar biasa dalam memimpin pertandingan, teknologi tersebut akan mampu memecahkan keputusan offside yang kontroversial dengan kecepatan dan akurasi yang tak terbayangkan kurang dari satu dekade lalu.
Menggunakan kamera yang ditempatkan secara strategis di sekitar stadion, dan chip dalam bola pertandingan, FIFA mengatakan teknologi tersebut akan sangat membantu mengurangi keputusan Video Assistant Referee (VAR) terus menerus atas seruan offside dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengecek.
"Kami sudah bekerja dengan penggunaan VAR yang lebih konsisten, khususnya mengenai garis intervansi," kata Pierluigi Collina, kepala Komite Wasit FIFA dalam jumpa pers yang dikutip Reuters, Jumat.
"Kami sadar bahwa kadang-kadang lamanya waktu memeriksa atau meninjau kembali terlalu lama, khususnya terkait offside."
Solusi tersebut, ungkap FIFA, yang disebut SAOT, akan membawa rasa futuristik, era ruang angkasa ke permainan tersebut, dengan penonton mampu melihat beberapa animasi 3D ketika keputusan VAR dijelaskan dalam layar raksasa di stadion.
Teknologi tersebut sudah dites pada dua turnamen dalam tujuh bulan terakhir dan sudah diperkirakan akan disetujui untuk Piala Dunia di Qatar mulai 21 November hingga 18 Desember. Ini akan digunakan di semua arena pada turnamen tersebut.
Ini menggunakan 12 kamera pelacak khusus yang dipasang di bawah atap stadion untuk melacak bola dan hingga 29 titik data dari setiap pemain individu, 50 kali per detik, menghitung posisi tepat mereka di lapangan. Sebanyak 29 titik data yang dikumpulkan mencakup semua anggota badan dan ekstremitas yang relevan untuk membuat keputusan offside.
Sensor data
Sensor di dalam bola mengirim data 500 kali per detik, memungkinkan deteksi yang tepat mengenai titik tendangan untuk keputusan offside.
Semua informasi ini akan memastikan VAR membuat keputusan yang jauh lebih baik, tambah Collina.
"Tesnya telah sukses besar dan kami sangat yakin bahwa di Qatar kami akan mempunyai alat sangat berharga untuk membantu wasit dan asisten wasit membuat keputusan terbaik dan paling benar di lapangan permainan," katanya.
"Beberapa orang menyebutnya 'robot offside'; bukan. Wasit dan asisten wasit masih bertanggung jawab untuk membuat keputusan di lapangan permainan."
Dengan menggabungkan data anggota badan dan pelacakan bola, dan menerapkan kecerdasan buatan, teknologi baru ini memberikan peringatan offside otomatis kepada ofisial video pertandingan di dalam ruang operasi video ketika bola diterima oleh seorang penyerang di posisi offside.
Sebelum memberi informasi kepada wasit di lapangan, ofisial video pertandingan akan memvalidasi keputusan yang diajukan dengan memeriksa secara manual titik tendangan yang dipilih secara otomatis dan garis offside yang dibuat secara otomatis, yang didasarkan pada posisi yang dihitung dari anggota badan pemain.
"Proses ini terjadi dalam beberapa detik dan berarti bahwa keputusan offside dapat dibuat lebih cepat dan lebih akurat," kata FIFA, yang telah menggunakan universitas di Boston, Melbourne dan Zurich untuk membantu membangun teknologi tersebut.
"Tes lebih lanjut akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang untuk menyempurnakan sistem sebelum standar global diterapkan untuk memastikan bahwa teknologi baru dapat digunakan di dunia sepak bola," kata pernyataan itu. (*)