Surabaya (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali meninjau kesiapan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk menjadi tempat penjaringan, pembinaan dan pelatihan para atlet nasional.
"Saat ini kami sedang berkonsentrasi pada pembibitan dan pembinaan para atlet sebagai bagian dari implementasi Perpres Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBOM)," kata Menpora Zainudin Amali di kampus Unesa, Rabu.
Zainudin Amali menjelaskan bahwa proses pembinaan atlet tersebut dimulai dari penjaringan bibit-bibit olahraga nasional.
Dia percaya, Indonesia memiliki bakat olahraga yang melimpah dan yang belum terjamah. Karena itu, pihaknya mulai mengakomodasi dan menjaring bakat olahraga sejak dini.
"Saat ini sudah ada sekitar 250 ribu siswa kelas 1 SMP se-Indonesia yang akan mengikuti seleksi secara bertahap. Ini sebagai basis talenta potensial untuk menghasilkan atlet nasional," katanya.
"Dari 250 ribu diseleksi jadi 37.500 atlet. Dari itu kemudian diseleksi lagi jadi 750 dan hingga 150 atlet terbaik. Nanti saat mereka usia 20 tahun berarti sudah kuliah dan jadi mahasiswa, artinya mereka sudah matang dan jadi unggulan," katanya, menambahkan.
Sebagai tempat seleksi sekaligus pembinaan atau pembibitan, Kemenpora telah menunjuk 20 pusat latihan, pembinaan dan pendidikan di seluruh Indonesia, termasuk Unesa. Para atlet benar-benar diproyeksikan menjadi atlet unggulan Indonesia di kancah dunia.
"Unesa ini kita pilih karena memang jadi gudangnya atlet dan pelatih berprestasi, punya sumber daya manusia yang mumpuni, sarpras yang lengkap dan sport science. Perbaikan prestasi olahraga tidak bisa mengandalkan bakat semata, tetapi berbasis sport science," ujarnya.
Dia melanjutkan, para atlet yang dijaring disiapkan untuk menjadi ‘mesin’ prestasi olahraga tanah air di kancah internasional.
"Target kita naik peringkat dunia baik di Olimpiade maupun Paralimpiade mendatang dan itu terus diproyeksikan," ucapnya.
Target Indonesia yaitu, pada 2021–2024 bisa menduduki peringkat ke-30 dan 40 dunia pada Olimpiade dan Paralimpiade 2024. Pada 2025–2029, Indonesia bisa naik ke peringkat ke-20 dan 30 besar masing-masing pada Olimpiade dan Paralimpiade 2028.
Pada 2030–2034, targetnya bisa masuk 10 besar pada Olimpiade dan Paralimpiade 2032. Kemudian, pada 2035–2039, targetnya Indonesia menempati peringkat ke-8 dunia pada Olimpiade dan Paralimpiade 2036 dan masuk peringkat lima besar dunia pada 2040–2044.
Sementara itu, Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., menyampaikan bahwa sudah saatnya seluruh stakeholder bergandengan tangan untuk meningkatkan prestasi olahraga nasional. Menurutnya, ini bukan tugas pemerintah saja, tetapi tugas bersama.
"Sejak awal kami mendukung penuh langkah Pak Menpora sampai hadirnya DBOM. Unesa juga siapkan semuanya untuk pembibitan para atlet nasional. Sebelumnya, kampus kami juga jadi pusat pelatihan atlet-atlet Jatim sebelum ke PON Papua. Di sini semuanya ada, asrama ada, fasilitas sudah berstandar internasional," katanya.
"Tadi, Pak Menpora juga sudah keliling dan melihat semuanya, dari asrama, lapangan, labschool dan lain-lain," ujarnya.
Menurutnya, sebagai salah satu tempat pembinaan atlet nasional, Unesa bisa semakin memberikan kontribusi besar bagi kemajuan olahraga Indonesia. Selain itu, juga sebagai wujud komitmen bersama seluruh stakeholder untuk meningkatkan prestasi olahraga tanah air.